Saya tertegun ketika membaca tulisan berikut ini, Ath-Thayyibi berkata, "Riya merupakan gangguan jiwa yang paling berbahaya. Tipu daya yang tersimpan di dalamnya menyebabkan banyak ulama, hamba-hamba Allah, dan mereka yang bertekad mencapai jalan akhirat banyak menghadapi cobaan. Sebab meskipun mereka mengekang diri mereka, memisahkannya dari hawa nafsu, dan menjaganya dari perkara-perkara syubhat, akan tetapi jiwa mereka tidak mampu membendung keinginan untuk melakukan kemaksiatan yang nyata dan dapat dilakukan anggota-anggota tubuh mereka. Sehingga jiwa mereka ingin beristirahat dengan memperlihatkan diri sebagai orang yang baik, berpendidikan, dan giat bekerja.
Dalam kondisi seperti ini, maka tidak mengherankan jika anda mendapati orang-orang yang ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam beribadah merasakan kenikmatan ketika mendapat pujian dari orang lain dan tidak pernah merasa puas dalam memuji Allah Yang Maha Esa.Ia lebih senang pujian orang lain dan penghargaan mereka, ketika mereka melihatnya, membantunya, memuliakannya, dan mengundangnya dalam berbagai pesta.
Dengan perlakuan seperti ini, maka jiwanya merasakan kelezatan dan kenikmatan luar biasa. Ia menganggap bahwa seluruh hidupnya hanyalah untuk Allah Swt. dan beribadah kepada-Nya. Padahal hidupnya penuh dengan syahwat tersembunyi dalam dirinya, yang membuat pikiran kritisnya tidak mampu menyelaminya. Ia telah menorehkan namanya di sisi Allah Swt. sebagai orang munafik. Ia menganggap bahwa dirinya termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah."
Jika orang saleh saja terbawa hanyut oleh ujub dan riya, bagaimana dengan orang awam dan fasiq? Bila orang awam sombong karena keilmuannya... Bila orang fasiq sombong karena kesalehannya... Bila pendusta sombong karena kejujurannya... Bila orang munafik sombong karena keimanannya. Naudzubillahimindzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar