Saya tanyakan, darimana Anda tahu?
Jawabnya, orang-orang Sunni yang menyerang pemerintahan Bashar Al-Asad dibantu oleh Amerika. Amerika dan sekutunya mengirimkan persenjataan untuk para pemberontak itu.
Saya katakan, analisa Anda itu tidak terbukti sama sekali. Hingga saat ini Amerika hanya membual saja memberikan persenjataan. Bukti yang ada dilapangan, para pejuang pembebasan memodali persenjataan mereka dari apa yang sanggup mereka miliki dan yang sanggup mereka buat. Kalaupun mereka memiliki persenjataan dari Amerika, pasti daya gempur mereka jauh lebih kuat daripada yang ada pada saat ini.
Apa yang terjadi di Suriah adalah kezaliman sebuah rezim yang sama dari generasi yang berbeda. Kezaliman Bashar Al-Asad tidak jauh beda dengan kezaliman Hafez Al-Asad. Bahkan lebih kejam lagi. Di zaman Hafez Al-Asad (bapaknya Bashar), di awal tahun 80 an, rezim ini telah membunuh lebih dari delapan puluh ribu orang dan meratakan ratusan masjid kaum sunni. Syaikh Said Hawwa, ulama Suriah, saat itu mendatangi Ali Khomaini agar membantu revolusi Islam Suriah. Tapi beliau pulang dari Iran dengan tangan hampa.
Apa yang bisa diharapkan dari seorang Syiah tatkala ada orang Syiah lainnya akan dilawan? Tidak mungkin orang Syiah membantu kaum Sunni melawan orang Syiah lainnya. Seperti yang terjadi saat ini, Syiah Iran dan Syiah Libanon membantu rezim Bashar yang Syiah. Mereka terang-terangan membantu Bashar dengan persenjataan. Ditambah lagi bantuan dari negara ateis Rusia. Jadi anggapan yang terjadi pada saat ini karena perbuatan dan campur tangan Amerika Serikat belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Gejolak saat ini ibarat bom waktu dari kezaliman yang sudah ada sebelumnya. Saat terjadi Revolusi Musim Semi Arab, para pejuang menjadikannya sebagai momentum untuk melakukan perubahan. Sama seperti yang terjadi di Tunisia, Yaman, Maroko, Mesir, dan di beberapa negara Arab lainnya. Pada awalnya mereka melakukan melakukan demonstrasi damai. Karena tindakan represif rezim bashar, banyak pendemo yang mati. Kezaliman ini menyulut perlawanan bersenjata.
Jadi, siapa yang mengangkat senjata untuk pertama kali? Tidak bolehkah orang yang terzalimi membela diri? Tapi orang seperti Anda kemudian menuduh Amerika berada dibelakang semua ini. Padahal tuduhan itu seharusnya Anda arahkan kepada kezaliman teman-teman Anda sesama Syiah di Suriah.
Lalu, orang syiah ini kembali berkata, Anda boleh berpendapat seperti itu. Tidakkah Anda lihat penggulingan Muammar Khadafi di Libya? Bukankah dibantu Amerika dan sekutunya?
Saya menjawab, Bagaimana dengan Irak? Bukankah Saddam Husein juga digulingkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya? Setelah itu siapa yang paling mendapat keuntungan sesudah penggulingan itu? Orang syiah! Mengapa Anda melihat Libya tetapi buta dari melihat Irak?
Orang syiah ini kembali berkata, negara Iran adalah negara yang paling keras permusuhannya kepada Amerika dan Israel. Sementara negara lain lembek.
Saya menjawab, Anda bisa saja berkata seperti itu. Tapi ucapan harus dibuktikan dengan tindakan agar tidak disebut omong kosong. Apakah Iran pernah menembakkan roketnya ke arah Israel, seperti yang dilakukan oleh Saddam Husein? Apakah Iran pernah mengembargo minyak untuk Amerika Serikat dan sekutunya seperti yang dilakukan Raja Faishal dari Arab Saudi? Justru yang ada saat ini Iran semakin mesra dengan Amerika dan sekutunya. Jumlah orang Yahudi di Iran semakin meningkat, sementara kaum ahlussunnah ditindas dan tidak mendapat tempat yang layak untuk beribadah.
Saya khawatir dugaan saya orang syiah sedang bertaqiyah bahwa mereka bersekutu dengan Amerika, Israel, Rusia, dan kaum kafirin lainnya, benar adanya. Dan kalaupun dugaan itu benar, saya tidak menganggapnya sebagai sebuah keanehan.
Berikut ini senjata bantuan Amerika Serikat untuk Mujahidin Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar