Rasulullah Saw. bersabda, "Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali." (HR. Bukhari)
Al Hafidz Al Ala’iy menjelaskan bahwa maksud taubat di hadits itu adalah taubat istighfar, yang mana Rasulullah Saw. banyak melakukannya.
Imam Al Munawiy menjelaskan bahwa ada perbedaan penyebutan jumlah taubat dalam hadits ini dan hadits lainnya yang menyebutkan 70 kali, namun itu semua cermin banyaknya istighfar bukan pembatasan jumlah istighfar yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. (Faidh Al Qadir, 3/361,362).
Ulama-ulama saleh menjadikan dzikir istighfar sebagai bacaan favorit mereka. Misalnya Imam Ibnu Taimiyah sering mendawamkan membaca istighafar 1000 kali dalam sehari.
Saya berkata dalam hati, bila orang-orang saleh saja menjadikan istighfar sebagai bacaan harian mereka, lalu bagaimana dengan para pendosa?
Sahabatku, orang saleh memperbanyak istighfar karena mereka tidak tahu pada istighfar ke berapa Allah mengampuni dosa-dosa mereka. Sedangkan para pendosa berangan-angan dengan sedikitnya kebaikan yang ada pada mereka. Lalu mereka menganggap bahwa Allah mengampuni dosa mereka. Roja (harapan) mereka tidak sebanding dengan khauf (takut) mereka kepada Allah. Padahal kebaikan itu ada di dalam roja dan khauf sekaligus, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah Saw. kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar