Saya
mendapat oleh dari kakak saya yang baru pulang dari Turki. Dua kotak kue,
makaroni, kaos, gantungan kunci, dan spageti. Dua kotak kue itu mengingatkan
saya pada kue mochi & kue kelapa. Hanya saja kue itu dikemas dengan bagus
jadi tampak lebih baik dibanding kemasan indonesia. Walaupun untuk ukuran Turki
terbilang cukup murah. Tak hanya itu, saya mendapat cerita-cerita yang menarik
tentang Turki. Rasa-rasanya semakin kuat diri saya untuk berkunjung kesana.
Dulunya
Turki adalah negara yang besar. Ia adalah tempat lahirnya Kekhalifahan
Utsmaniyah. Kekhalifahan ini runtuh disaat umat Islam memang mengalami
kemorosotan. Dimana-mana wilayah kekuasaan Islam dijajah. Persatuan runtuh.
Umat disinggung masalah nasionalisme. Umat dibisiki oleh setan yang terkutuk
(Barat) bahwa bangsa Turki sedang menjajah mreka. Mereka tidak memandang lagi
Islam sebagai pemersatu. Mereka tidak lagi memandang siapa saja boleh memimpin
asal Islam. Kemudian di waktu-waktu berikutnya dikenallah istilah-istilah
seperti Pan Arab.
Padahal
dulu umat Islam hanya mengenal "wilayah islam" dan yang lain
"wilayah kafir". Tapi kini kita mengenalnya dalam batas-batas negara
meskipun negara-negara itu berpenduduk muslim. Kita sering bentrok dengan
Malaysia dan Malaysia sering memprovokasi kita. Padahal sama-sama muslim; agamanya
sama, shalatnya sama, dan berakidah sama.Percaya atau tidak, dulu wilayah
Indonesia dan Malaysia masuk dan tunduk pada Kekhalifahan Utsmaniyah nun jauh
disana.
Bashar
Asad pernah menghina Erdogan, Perdana Menteri Turki, bahwa Erdogan sedang
bermimpi membangun kekhalifahan. Bashar seolah buta, bahwa hakikatnya impian
hari ini adalah kenyataan hari esok. Bahkan berdirinya negara zionis Israel
berawal dari sebuah mimpi Herzl tentang tanah impian. Tapi kini negara itu
telah berdiri.
Begitupun
dengan Rasulullah Saw. Siapa sangka para pembelanya adalah orang-orang lemah,
miskin, dan budak, tapi mampu menjadi tonggak berdirinya daulah di sepertiga
dunia dan pemeluk agamanya menjadi tersebar hingga penjuru dunia. Kelemahan
yang dipandang orang banyak, bisa menjadi kekuatan yang dahsyat sehingga mmpu
mengatasi segala rintangan dan hambatan.mndirikan kekhalifahan tidak mudah tapi
sebuah keniscayaan sebagaimana sejarah mengajarkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar