Dalam misinya, Imam Hasan Al-Banna membuat sebuah tahapan menuju terbentuknya Khilafah. Yaitu, perbaikan individu lalu perbaikan keluarga lalu perbaikan masyarakat lalu perbaikan negara lalu menuju terbentuknya Khilafah. Sebenarnya terbentuknya Khilafah bukan tahapan akhir perjuangan, masih ada satu tahapan lainnya yaitu Ustadziyatul Alam atau menjadi sokoguru peradaban dunia sebagaimana yang pernah terjadi di zaman keemasan Islam.
Semakin tinggi melangkah, semakin kuat tantangannya, semakin berat perjuangannya. Mewujudkan kekhalifahan itu tidak mudah tapi keniscayaan. Dalam hal ini, Imam Hasan Al-Banna dan para ulama Ikhwanul Muslimin telah merumuskan langkah-langkah ini dan para kadernya menjalankan langkah-langkah itu di manapun mereka berada.
Dalam kata pengantar buku Memoar Hasan Al-Banna, Allahuyarham KH. Rahmat Abdullah mengatakan jika Ikhwanul Muslimin telah berdiri di lebih 70 negara. Semua kader di negara-negara tersebut aktif bergerak meraih kemenangan. Sementara itu seorang peneliti dari Libanon, Prof. Ishaq Al-Husain dalam bukunya yang berjudul "Al-Ikhwan Al-Muslimun" mengatakan bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin adalah Jamaah umat Islam terbesar di dunia.
Dalam kaitannya menciptakan jaringan, Ikhwanul Muslimin memiliki kedekatan dalam hal pemikiran dengan jamaah-jamaah Islam lain. Ikhwanul Muslimin kadang tampil menggunakan nama lain dalam organisasi atau partai di tiap negara. Misalnya Tunisia diberi nama Partai An-Nahdhah, Palestina diberi nama HAMAS, Malaysia diberi nama Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Indonesia diberi nama PKS, Kuwait diberi nama Al-Islah, dan sebagainya. Ikhwanul Muslimin memiliki hubungan yang sangat erat dengan jamaah Islam lainnya atau boleh dikatakan cabang dari Ikhwan seperti Gerakan Islam Turki yang dikendalikan Prof. Necmettin Erbakan dan Erdogan, Jamaat Islam India dan Pakistan.
Dalam foto: Necmettin Erbakan diapit oleh mantan Mursyid Am Ikhwanul Muslimin Syaikh Mahdi Akif, Saiful Islam Al-Banna (Putra Imam Hasan Al-Banna), dan Amir Jamaat Islam.
Foto akrab Yusuf Nada (petinggi Ikhwan) dengan Erdogan
Kader-kader Ikhwan diseluruh penjuru dunia mulai menunjukkan perannya pada saat ini. Mereka menjadi pionir dalam reformasi dan revolusi Arab baru-baru ini. Tidak heran kini mereka mulai menjadi pemegang kendali pemerintahan. Maka, itu berarti, sebagaimana yang dikatakan Mursyid Am, Prof. Muhammad Badi, berdirinya Khilafah sudah semakin dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar