“Sedangkan kelompok islamis tak lain adalah “para pembajak”
revolusi yang tidak keluar “keringat” sedikit pun dalam aksi menumbangkan
Mubarak kecuali pada masa-masa terakhir, tepatnya setelah Hosni Mubarak
berhasil dilengserkan.” (http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/497156/)
Pada awalnya
tulisannya biasa-biasa saja, namun pada paragraf terakhir Hasibullah
Sastrawi menyingkap belangnya; menghina gerakan Islam Mesir! Dia menganggap
bahwa gerakan Islam telah membajak reformasi Mesir. Kesimpulan konyol, tuduhan dan fitnah yang keji.
Pertama,
tulisan itu ditulis oleh orang yang berpikiran liberal. Yang kata-katanya tidak
objektif, penuh iri dan dengki, dan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Mereka
adalah kelompok yang sangat terpukul dengan kemenangan kelompok Islam dan
kekalahan kalangan liberal di Mesir. Hati mereka sedih, terlihat dari kata-kata
mereka yang penuh kebencian dan fitnah. Karena, mereka menganggap pemahaman
mereka yang betul, sedangkan pemahaman gerakan Islam salah. Walaupun sudah
jelas bahwa demokrasi yang menghendaki gerakan Islam sebagai pemenang, mereka
menganggap kemenangan itu penuh kepalsuan; gerakan Islam hanya sebagai
PEMBAJAK yang tidak keluar keringat sedikit pun!
Kedua, benarkah
gerakan Islam adalah pembajak gerakan reformasi Mesir? Aneh sekali bila ada
orang yang menuduh seperti itu. Bagaimana bisa disebut pembajak, bukankah
aktivis Islam memang sangat dekat dengan rakyat? Tidakkah mereka baca sejarah?
Atau mata hati mereka telah dibutakan oleh kebenaran? Bagaimana mungkin
kelompok Ikhwanul Muslimin tiba-tiba saja mampu memenangkan pemilu Mesir? Di
manakah darah para syuhada, tangisan anak cucu mereka karena ayah dan kakek
mereka disiksa, dibunuh, dan diusir? Darah itu telah menjadi saksi atas
kesombongan diktator dan kebencian mereka terhadap kediktatoran itu telah
tertanam sangat lama. Jika tiba masanya, kemarahan mereka terhadap rezim itu
tinggal tunggu waktunya.Apakah Hasibullah Sastrawi tidak membaca hal ini?
Gerakan Islam
Ikhwanul Muslimin mulai sejak berdirinya penuh dengan perjuangan.
Para tokoh-tokohnya ditembak mati seperti Hasan Al-Banna, digantung seperti
Abdul Qadir Audah dan Sayyid Quthb, diusir dari negerinya sendiri seperti
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dan Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Dan keluar masuk
penjara sudah menjadi makanan sehari-hari, mulai dari
Syaikh Sayyid Sabiq hingga Asy-Syatiri.
Pemerhati Timur
Tengah seperti John Esposito lebih kredibel dibandingkan seorang Hasibullah
Sastrawi. Yang menurut saya berbicara dengan hawa nafsunya bukan dari fakta
yang ada.John Esposito yang mengatakan bahwa kemenangan Ikhwanul Muslimin
bukanlah suatu yang mengejutkan. Karena apa? Karena Ikhwanul Muslimin sangat
berperan dalam kehidupan sosial dan politik di Mesir dan masyarakat di sana
sangat merasakannya. Mereka adalah cikal bakal lahirnya gerakan reformasi. Baik
kawan maupun lawan sudah menyadari bahwa bila pemilu dilaksanakan dengan
jurdil, pasti akan dimenangkan oleh Ikhwan.
Begitupun
dengan Guru besar sejarah di Universitas Colombia, AS, Profesor Richard Bulliet
menulis artikel di harian Guardian, Inggris yang dikutip aljazeera.net, juga
memprediksi IM bakal mewarnai pemerintahan Mesir pasca perubahan. Karenanya, ia
menyerukan Presiden AS, Barack Obama agar menerima IM selaku bagian dari
pemerintahan Mesir pasca Mubarak. Dia mengatakan, “IM selama ini menjadi
oposisi utama menghadapi rezim diktator. Anggota-anggotanya juga menyebar di
tengah masyarakat Mesir mulai dari tingkat paling atas hingga paling bawah.
Mengenyampaingkan perannya akan membuat situasi menjadi tetap tidak jelas dan
memancing konflik di masa datang,” paparnya sambil mengingatkan bahwa
pelaksanaan pemilu jurdil akan melegitimasi keberadaan IM dan bahkan berpeluang
meraih suara terbanyak di parlemen.
Yang
terakhir, cukuplah bocoran wikileaks ini sebagai bantahan yang telak bagi
Hasibullah Sastrawi sebagaimana dimuat di http://ahmeddzakirin.blogspot.com/2010/12/berikut-ini-bocoran-wikileakas-atas.html :
- Duta besar AS, Margareth Scobey meminta maaf kepada rejim Mesir atas skandal dokumen Wikileaks.
- Wikileaks mengungkapkan kawat yang menyebutkan melemahnya peran Mesir sebagai mediator.
- Amir Qatar kepada John Kerry: Tujuan Mesir untuk tetap dalam permainan ini dan mempertahankan perannya dalam perdamaian yang dimediasi AS selama mungkin.
- Assad menyebut sayap Ikhwan Hamas sebagai tamu tak diundang yang harus dilibatkann jika ingin ada perdamaian di Timur Tengah.
- Mubarak “membenci Hamas dan menganggapnya sama dengan Ikhwanul Muslimin Mesir yang dia pandanga sebagai ancaman politik yang paling berbahaya bagi dirinya.
- Mesir akan bekerjasama dengan Israel melalui tukar menukar intelejen. Mencegah militant Hamas dan organisasi militant lainnya menyeberangan perbatasan Gaza serta menghabisi aktivitas militant di Mesir.
- Duta Besar AS, Scobey berkata:”Kami sangat menyesal pengungkapan informasi yang seharusnya rahasia. Kita sangat mengecamnya.”
- Amir Qatar menyatakan kepada Senator Kerry bahwa seluruh dunia tahu rejim Mesir bermasalah dengan Ikhwanul Muslimin.
- Rejim Mesir membantu Israel mengisolasi Hamas.
- Presiden Suriah menyebut Hamas sebagai tamu yang tidak diharapkan.
- AS mengingatkan rejim Mesir tentang bahaya penangkapan yang terus menerus atas Ikhwan dan kemungkinan konsekuensi yang akan dihadapinya.
- Syeikh Mohammed Bin Zayid memperingatkan bahaya pemilu bebas di negeri-negeri dimana Ikhwan kuat.
- 29 Maret, Senator Walsh menanyakan seberapa serius ancaman Ikhwanul Muslimin dan bagaimana AS menghadapi Negara-negara yang mendukung Hamas.
- Presiden Qatar Amir Hamad bin Jassim mempertanyakan cara Mubarak dalam menghentikan laju kekuatan Ikhwanul Muslimin dimana pemerintah Mesir telah menjebloskan ke penjara puluhan ribu aktivis Ikhwan tanpa proses hukum.
- Kawat diplomatic dikirim ke Menlu di Februari 2010 yang mengungkapkan bahwa rejim Mesir skeptic dengan peran AS dalam mempromosikan demokrasi karena langkah tersebut hanya akan memperkuat Ikhwanul Muslimin.
- Mubarak menyatakan bahwa Ikhwan adalah ancaman internal terbesarnya.
- Putra mahkota Abu Dhabi menyatakan bahwa jika ada pemilu bebas, Ikhwan akan menang di negeri itu.
- Jika ada demokrasi di Mesir maka Ikhwan akan mendapatkan kekuasaan sehingga mengancam hubungan Mesir dengan Israel.
- PM Tunisia Ben Ali memprediksikan cepat atau lambat Ikhwan akan mengambil alih kekuasaan.
- Kepala intelejen Mesir berjanji melakukan tekanan atas Hamas di Palestina.
- Duta besar AS memberitahukan bahwa Husni Mubarak akan memenangkan pemilu curang tahun depan, dan berkuasa selama 30 tahun.
- AS menyebut Husni Mubarak sebagai pemimpin seumur hidup.
- Mubarak membenci Ikhwan karena menantang kekuasaannya dan mempertanyakan pandangannya atas kepentingan Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar