Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam maka hendaknya dia shalat witir di awal malam, barangsiapa yang yakin bisa bangun di akhir malam maka hendaknya dia shalat witir di akhir malam, karena sesungguhnya shalat di akhir malam adalah shalat yang dipersaksikan dan itu lebih utama.” (HR. Muslim)
Sahabatku, betapa pentingnya bagi Rasulullah mengerjakan shalat witir. Meskipun sunah namun beliau senantiasa mengerjakannya setiap hari. Rasulullah Saw. bersabda, "Dari Ali Ra., dia bertutur, “Sesungguhnya shalat witir tidak harus dikerjakan dan tidak (pula) seperti shalat kamu yang wajib, namun Rasulullah melakukan shalat witir, lalu bersabda, “Wahai orang-orang yang cinta kepada Al-Qur’an, shalat witirlah, karena sesungguhnya Allah itu ganjil yang menyenangi (shalat) yang ganjil.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Nasa’i dengan sanad shahih)
Abu Hurairah Ra. menuturkan, “Kekasihku Rasulullah Saw. berpesan kepadaku dengan tiga perkara (yang tidak akan aku tinggalkan hingga mati): [1] berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, [2] mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha, dan [3] mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan kita ketahui bersama bahwa Abu Hurairah di malam hari menggunakan waktunya untuk mengulangi hadits-hadits yang ia hafal, sehingga sulit bagi beliau bangun di akhir malam. Jadi, beliau dinasehatkan shalat witir sebelum tidur.
Rasulullah memberikan solusi praktis kepada kita agar tetap memperoleh pahala yang besar dalam situasi dan kondisi sesulit apapun. Hal ini menunjukkan kemudahan ajaran Islam. Bila kita khawatir tidak bisa atau tidak sanggup shalat witir di akhir malam, kita bisa melaksanakannya di awal malam. Misalnya setelah isya atau sebelum tidur. Kedudukannya adalah sebagai orang yang telah melaksanakan shalat witir. Bagaimana jika kita bangun di akhir malam, apakah boleh melaksanakan shalat tahajud? Ya, boleh, bahkan itu lebih baik dan lebih menunjukkan keseriusan kita dalam beribadah kepada-Nya. Tapi kita tidak perlu melaksanakan shalat witir. Karena, sebelumnya kita sudah melaksanakan shalat witir.
Sahabatku, betapa pentingnya bagi Rasulullah mengerjakan shalat witir. Meskipun sunah namun beliau senantiasa mengerjakannya setiap hari. Rasulullah Saw. bersabda, "Dari Ali Ra., dia bertutur, “Sesungguhnya shalat witir tidak harus dikerjakan dan tidak (pula) seperti shalat kamu yang wajib, namun Rasulullah melakukan shalat witir, lalu bersabda, “Wahai orang-orang yang cinta kepada Al-Qur’an, shalat witirlah, karena sesungguhnya Allah itu ganjil yang menyenangi (shalat) yang ganjil.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Nasa’i dengan sanad shahih)
Abu Hurairah Ra. menuturkan, “Kekasihku Rasulullah Saw. berpesan kepadaku dengan tiga perkara (yang tidak akan aku tinggalkan hingga mati): [1] berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, [2] mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha, dan [3] mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan kita ketahui bersama bahwa Abu Hurairah di malam hari menggunakan waktunya untuk mengulangi hadits-hadits yang ia hafal, sehingga sulit bagi beliau bangun di akhir malam. Jadi, beliau dinasehatkan shalat witir sebelum tidur.
Rasulullah memberikan solusi praktis kepada kita agar tetap memperoleh pahala yang besar dalam situasi dan kondisi sesulit apapun. Hal ini menunjukkan kemudahan ajaran Islam. Bila kita khawatir tidak bisa atau tidak sanggup shalat witir di akhir malam, kita bisa melaksanakannya di awal malam. Misalnya setelah isya atau sebelum tidur. Kedudukannya adalah sebagai orang yang telah melaksanakan shalat witir. Bagaimana jika kita bangun di akhir malam, apakah boleh melaksanakan shalat tahajud? Ya, boleh, bahkan itu lebih baik dan lebih menunjukkan keseriusan kita dalam beribadah kepada-Nya. Tapi kita tidak perlu melaksanakan shalat witir. Karena, sebelumnya kita sudah melaksanakan shalat witir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar