Saya sangat senang
membaca buku-buku sejarah tokoh terkemuka, mulai dari agamawan hingga ilmuwan.
Saya pun banyak membeli buku-buku itu dan juga mengumpulkan sejarah tokoh, baik
dari koran, majalah maupun internet. Bagi saya, ini adalah pekerjaan yang mengasyikkan, investasi yang menguntungkan, dan ilmu yang memberikan pelajaran. Dari disinilah dimulainya semangat baru itu.
Ketika waktu senggang
atau semangat saya sedang menurun, saya membaca sejarah tokoh-tokoh itu.
Tiba-tiba seperti ada yang membisik dalam hati, “Jika mereka bisa, mengapa kamu
tidak bisa? Lihatlah mereka, sama-sama manusia seperti kamu!” Bisikan itu
menghentakkan kesadaran saya, membangkitkan semangat saya. Saya meralat setiap
kemalasan yang terjadi pada diri saya, menjadi gerak penuh semangat. Mulailah
saya beraktivitas, membaca dan menulis dengan penuh antusias hingga tak terasa
sudah berjam-jam saya melebur di dalamnya. Jika saya membaca, itu untuk
kebaikan saya sendiri. Jika menulis, itu pun untuk kebaikan saya sendiri.
Walaupun mungkin tulisan-tulisan saya tidak dimuat, tapi saya tidak berhenti
berharap. Mungkin dari 100 tulisan saya yang tidak dimuat, pada urutan 101 baru
dimuat.
Sejarah
tokoh-tokoh itu menjadi cermin untuk saya, bagaimana mereka memanfaatkan waktu
yang ada, bagaimana mereka tekun belajar, membaca, menulis, dan melakukan
aktivitas yang berguna lainnya. Dari yang saya baca, tidak ada satupun tokoh
terkemuka itu tiba-tiba terlahir sebagai tokoh terkemuka, dan tak ada satupun
tokoh yang malas-malasan dalam mengerjakan sesuatu. Semuanya tidak lain
diperoleh melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan. Tak sedikit di antara
mereka bukan orang yang jenius. Tetapi karena kerja keras yang tak kenal lelah,
mereka mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Bahkan lebih dari apa
orang-orang yang jenius itu dapatkan!
Jika ada dua
orang, yang satu berbakat dan yang satunya lagi gigih, maka yang gigih akan
memperoleh apa yang dicita-citakannya, melebihi apa yang dicapai orang yang
berbakat. Allah telah membukakan sebagian rahasianya kepada orang yang gigih
dengan memberinya pencerahan, ide dan kecemerlangan pemikiran. Menurut
Helmholtz – fisikawan terkemuka – jika seseorang gigih dan berpikir terus,
orang itu akan mengalami tiga fase. Pertama, fase inkubasi. Kedua,
fase saturasi. Ketiga, fase pencerahan. Jadi, setelah jenuh sekali, dia
tercerahkan. Pada masa pencerahan itu bisa keluar ide luar biasa yang bisa
terucapkan tanpa sadar.
Karena merasa
lelah setelah bekerja dan melakukan penelitian, Friedrich August Kekule –
seorang ahli kimia terkemuka dunia – tertidur pulas dan dalam tidurnya itu ia
bermimpi melihat ular bergerak menari-nari. Tiba-tiba bagian ekor dari ular itu
bersambungan dengan kepalanya, maka terjadilah gelang rantai yang terus
berputar-putar. Mimpi inilah yang menghantarkan Kekule pada penemuan struktur
Benzena.
Perihal mimpi ini
sempat Ia ceritakan kepada ahli kimia yang lain. Tetapi mereka menganggap bahwa
mimpi tersebut hanyalah bunga tidur yang tidak ada hubungannya dengan ilmu
kimia. Tetapi Kekule tetap berpendapat bahwa ini bukanlah mimpi yang biasa
saja, karena mimpi tersebut selalu teringat dalam benaknya. Akhirnya Kekule
berusaha menghubungkan antara mimpinya dengan struktur benzena yang masih
misterius tersebut.
Suatu waktu Kekule
pernah berujar, “Mari kita belajar ke mimpi .. barangkali akan kita temukan
kebenaran (itu). Tetapi mari kita waspada menerbitkan mimpi hingga mereka telah
teruji oleh bangun pemahaman.” Itulah kata mutiara yang pernah dilontarkan oleh
salah satu Kimiawan besar abad-19. Penemuan yang harus diakui tidak terlepas
karena adanya factor lucky, tetapi setidaknya hal ini mengajarkan bahwa
ditengah perjuangan berat yang menguras waktu, pikiran dan tenaga serta mungkin
keringat darah dalam melaksanakan penelitian, siapa tahu Allah berbaik hati
kepada kita dengan memberikan semacam ‘hadiah’ atas jerih payah kita itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar