Baru saja saya
menyaksikan sebuah tayangan televisi yang cukup menggugah hati saya.
Diceritakan seorang wanita yang bertubuh gemuk hingga mencapai berat badan 600
kg. Dengan tubuh seberat itu namanya dimasukkan ke dalam Guiness Book of Record.
Para dokter
menyarankan, seharusnya dengan tinggi tubuh wanita itu berat tubuh idealnya 70
kg. Namun wanita itu sama sekali tidak menghiraukannya. Dia tetap saja makan
dengan lahapnya.
Tampaknya ada yang
aneh dengan wanita itu. Sekalipun berat badannya terus meningkat dan ia
menderita sejumlah penyakit, namun hal itu semua tak dihiraukannya. Setiap hari
dengan setia 11.000 kalori makanan ia santap. Sungguh jumlah yang luar biasa
dan sulit di cerna oleh akal sehat.
Ternyata dugaan
saya benar, wanita itu tengah mengalami gangguan pada kejiwaannya. Apakah yang sebenarnya
terjadi pada wanita itu? Ternyata, di waktu kecil ia pernah mengalami banyak
penyiksaan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dan untuk mengalihkan
kesedihan dan trauma itu, ia melarikannya pada banyak makanan. Katanya, dengan
banyak menyantap berbagai jenis makanan dirinya merasa lebih bahagia dan dapat
melupakan segala trauma masa lalunya itu.
Begitulah yang ada dalam benaknya. Namun benarkah apa
yang dilakukannya itu merupakan solusi baginya? Dia terus-menerus makan. Hingga di dalam dirinya terdapat sejumlah
penyakit karena kelebihan berat badan. Menurut saya, dia telah terjebak pada
persepsi setan. Hal ini seperti orang yang menghadapi problematika hidup,
kemudian dia larikan diri pada perbuatan maksiat seperti minum-minuman keras. Bukan
solusi yang dia dapat malah masalah itu bertambah banyak dan bertambah berat. Dia hanya menipu dirinya sendiri. Pada hakikatnya dia sedang putus asa walaupun dia mengatakan sebaliknya dihadapan orang. Semua yang ia lakukan tak lebih dari melarikan diri dari masalah yang
sesungguhnya. Hatinya menangis walaupun lisannya berkata
sebaliknya. Solusi tidak mungkin di dapat kecuali dengan jalan yang baik, bukan
dengan jalan yang buruk.
Pada akhirnya dia
dibawa ke rumah sakit karena penyakitnya bertambah parah. Beruntung dia
memiliki seorang suami yang penyayang dan penyabar, yang selalu menemaninya di
saat genting itu. Banyak juga temannya yang memberi perhatian dan motivasi untuk
dirinya agar mampu bertahan dan berjuang untuk mendapat kehidupan yang lebih
baik.
Berkat perhatian,
kasih sayang serta dukungan suami dan teman-temannya itulah yang memberi dia
kekuatan untuk bangkit lagi. Semangatnya tumbuh untuk memperbaiki diri. Dia
mulai meyakini bahwa apa yang dilakukan selamanya ini hanyalah sebuah bentuk
pelarian yang sama sekali tidak berguna. Kemudian operasi dilakukan untuk
mengangkat lemak pada kulitnya. Dia juga melakukan diet dan olahraga secara
kontinyu. Kini dia seolah menjadi manusia baru, melupakan masa lalunya dan dengan bahagia
menatap masa depan yang jauh lebih cerah.
Setelah semua itu
ia lakukan, tubuhnya berkurang hingga menjadi 100 kg. Suatu pekerjaan yang sangat
spektakuler. Dari berat tubuh 600 kg menjadi 100 kg merupakan pekerjaan yang
sulit dilakukan kecuali bagi mereka yang menginginkan perubahan mendasar dalam
hidupnya. Sehingga pihak Guiness Book of
Record juga berhak memberinya penghargaan sebagai wanita yang menurunkan
berat badannya dengan cepat.
Saat ini, dia
menjadi seorang konsultan bagi mereka yang menderita kelebihan berat badan
(obesitas). Dia selalu memberikan semangat kepada orang-orang yang putus asa untuk
dapat bangkit lagi seperti sediakala. Hingga banyak orang yang mencintai dan
menghormatinya.
Sahabatku, hikmah apa yang dapat
kita ambil dari kisah itu? Saya ingin menuliskan kepadamu hikmah apa saja yang
telah saya dapatkan dari kisah mencerahkan itu. Pertama, kesedihan yang berkepanjangan ternyata dapat merusak
kesehatan kita, tidak hanya fisik tetapi jauh dari itu mentalitas kita juga
akan terganggu.
Kedua, masa lalu yang suram,
yang selalu diingat-ingat dalam benak kita hanya menimbulkan kerusakan yang
jauh lebih parah daripada kita tidak mengingatnya sama sekali.
Ketiga, perbuatan buruk tidak
mungkin dapat disembuhkan dengan perbuatan buruk lagi. Perbuatan buruk hanya
menimbulkan perbuatan buruk yang lainnya. Perbuatan buruk itu ibarat penyakit
menular! Kebahagiaan hakiki adalah manakala kita menebarkan jala kebaikan
ketika hati tersakiti. Kebahagiaan hakiki adalah saat kita menorehkan kebaikan
dalam lembar perjalanan hidup kita. Kebahagiaan hakiki adalah ketika orang
merasa bahagia dengan kebaikan yang telah kita lakukan kepadanya.
Keempat, keburukan yang selama
ini kita lakukan hanya memberikan kepalsuan, bukan diri kita sebenarnya. Kita
seolah-olah terhijab untuk mengenal siapa diri kita sebenarnya. Dan pada
akhirnya kita tidak mengenal Tuhan kita. Yang ada justru kita semakin jauh
dari-Nya.
Kelima, sekalipun manusia diberi
instink untuk “menghindar” atau “melawan” ketika menghadapi sebuah persoalan,
tetapi jika kita sanggup untuk melawan lalu mengapa kita menghindar?
Keenam, beruntunglah bagi mereka
yang memiliki sahabat, di mana sahabat-sahabatnya itu senantiasa memberikan motivasi dan
semangat untuk menjalani hidup ini lebih baik. Berhati-hatilah dalam memilih
teman!
Sahabatku, demikianlah lima hikmah
yang telah kuperoleh hari ini. Semoga kita menjadi hamba yang diberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin Ya Allah ya Rabbal Alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar