Umat Islam modern dianugerahi keberkahan dengan hadirnya jamaah Ikhwanul Muslimin. Ketika umat Islam mulai mengendur semangatnya dalam memperjuangkan Islam, Ikhwanul Muslimin tampil dengan penuh semangat dan gagah berani. Jamaah ini membangunkan umat yang tertidur lelap dan menyadarkan mereka akan pentingnya melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh. Ikhwanul Muslimin dalam penelitian Dr. Ishaq Al-Husaini, peneliti dari Libanon, adalah organisasi Islam terbesar di dunia. Jama'ah ini memiliki cabang di hampir negara walaupun kadang berbeda nama. Misalnya, An Nahdhah di Tunisia, Jamaah Al-Islah di Kuwait, Front Amal Islami di Yordania, PAS di Malaysia dan sebagainya.
Dalam sejarahnya, Ikhwanul Muslimin melahirkan kader-kader handal dalam berbagai bidang. Imam Hasan Al-Banna walaupun sedikit menghasilkan karya tulis, mampu mengkader para penulis handal yang rela berkorban jiwa dan raga. Di antara mereka ada yang dipenjara, diusir dari negerinya, hingga dihukum mati. Meskipun di dalam penjara, misalnya Sayyid Quthb tetap menulis. Bahkan karyanya yang terkenal, Fizhilalil Qur'an draft ditulis di dalam penjara. Akal dan jiwanya terasa menyatu dalam karyanya itu. Sehingga beberapa ulama seperti Syaikh Manna Al-Qaththan dan Syaikh Aidh Al-Qarni memasukkan kitab itu dalam jajaran tafsir terbaik yang ditulis ulama kontemporer.
Dalam tulisan ini, saya mencoba mengetengahkan tujuh pendekar pena paling terkenal dalam jamaah Ikhwanul Muslimin. Sengaja saya memberi judul "Pendekar Pena" mengingat pena-pena mereka ibarat senjata di medan jihad. Bahkan pena-pena mereka lebih tajam dari senjata itu sendiri. Berkat pena-pena merekalah mengantarkan mereka menuju kesyahidan. Sebagian lagi dipenjara dan dianiaya. Semoga Allah Swt. meridhai langkah saya ini. Semoga siapapun pembacanya mendapat suntikan semangat untuk terus berkarya, khususnya bagi mereka yang ingin memasuki dunia tulis-menulis.
Dr. Abdul Qadir Audah
Beliau adalah mantan hakim Mesir yang memilih bergabung
dengan jamaah Ikhwanul Muslimin. Beliau diangkat menjadi wakil Mursyid Am.
Beliau dikenal sebagai orator dan sarjana ilmu syariah yang mumpuni.
Buku beliau yang terkenal At-Tasyri’ Al-Jina’i fil Islam
Muqarrinan bil Qanun Al-Wadhi’ telah
menjadi fenomena dan menciptakan perubahan yang besar pada pemikiran kaum
intelektual di Mesir karena buku ini telah memperlihatkan keunggulan
Undang-undang syariat atas undang-undang konvensional. Buku-buku yang beliau
tulis menjadi rujukan para intelektual muslim kontemporer. Para mahasiswa
syariah menjadikan karya-karya beliau sebagai rujukan dalam menyusun
skripsi, desertasi maupun tesis doktoral.
Bersama Muhammad Farghali, Yusuf Thal’at, Ibrahim
ath-Thib, Mahmud Abdul Lathif dan Handawi Duwair, beliau syahid (insya Allah)
ditiang gantungan setelah membela yang haq melawan rezim diktator Gamal Abdun
Naser.
Karya-karya beliau yang lain, di antaranya: al-Islam
wa Audha’una al-Qaanuniyah, al-Islam wa Audha’una as-Siayasiah, al-Islam baina
Jahli abnaaihi wa ‘Ajzi Ulamaaihi, al-Maalu wa al-Hukmu fi al-Islam
Sayyid Quthb
Beliau dikenal sebagai pemikir Ikhwan nomer dua setelah Imam Hasan Al-Banna.
Sebelum mengenal Ikhwan, beliau adalah sastrawan dan kritikus sastra jempolan.
Karena prestasinya yang menonjol, pernah kuliah di Amerika Serikat. Di Amerika
Serikat justru beliau mendapat hidayah. Saya pernah mendengar penuturan
langsung oleh almarhum KH. Rahmat Abdullah bahwa ketika terjadi pembunuhan Imam
Hasan Al-Banna, rakyat Amerika Serikat bersuka cita dan merayakannya. Hal
inilah yang mengantarkannya mengenal Harokah Ikhwan lebih dekat; siapa Hasan
Al-Banna? Mengapa orang-orang kafir Amerika merayakan kematiannya?
Beliau adalah ulama
Suriah ternama. Pendiri Fakultas Syariah Universitas Damaskus sekaligus juga
Muraqib Am Ikhwanul Muslimin cabang Suriah. Beliau meraih gelar doktor dalam
ilmu hadits di Universitas Al-Azhar dengan tesis yang berjudul "As-Sunnah wa Makanatuha fit
Tasyri’ Al-Islami." Di
dalam buku beliau ini terlihat kecintaan yang besar kepada Islam. Semangat
beliau berkobar-kobar menghadapi para orientalis. Buku beliau ini menjadi
pukulan keras terhadap para orientalis. Kebobrokan orientalis dan
penyimpangan-penyimpangannya di bongkar habis sehingga terlihatlah mana yang
haq dan mana yang batil. Tidak heran karena dianggap karya ilmiah yang
berbobot, tokoh Islam Liberal Dr. Nurcholis Majid menerjemahkan buku ini ke
dalam bahasa Indonesia.
Beliau dianugerahi Allah pena yang tajam.
Karyanya yang paling terkenal adalah Fizhilalil Qur'an, sebuah renungan
terhadap Al-Qur'an sebanyak 11 jilid tebal. Karya ini layak diancungi jempol,
selain karena bobot ilmiah dan nilai sastranya yang tinggi, juga karena
sebagian besarnya ditulis di dalam penjara. Karya beliau ini telah banyak
menyedot perhatian publik sehingga menjadi salah satu buku paling populer di
Timur Tengah.
Syaikh Khalil Al-Hamidi, sekretaris Al-Maududi,
menceritakan, Tahun 1966, di Makkah Al-Mukarramah, tepatnya di Hotel Syabra,
pemuda muslim Arab masuk menemui Ustadz Abul A'la Al-Maududi dan menyodorkan
kepadanya buku Ma’alim
fith Thariq karya Sayyid Quthb. Al-Maududi membaca buku
tersebut semalam. Pagi harinya, ia berkata, "Sepertinya, saya sendiri yang
menulis buku ini." Ustadz Al-Maududi heran melihat kedekatan pemikiran
dirinya dengan pemikiran Sayyid Quthb. Beliau berkata, "Tidak perlu heran,
karena sumber pemikiran Sayyid Quthb dan pemikiranku itu satu, yaitu Al-Qur`an
dan Sunnah."
Karya-karya beliau yang lain adalah At-Thaswir Al-Fanni fil Qur`an,
As-Salam Al-Alami wal Islam, Dirasat Islamiyah, Fit Tarikh Fikratun
wa Minhaj, Al-Mustaqbal li Hadza Ad-Din, Al-Islam wa Musykilatul
Hadharah, Al-Adalah Al-Ijtima’iyah fil Islam.
Dr. Musthafa As-Siba'i
Sehari sebelum wafat beliau menulis tiga buku
yaitu Al-Ulama’ Al-Auliya’,
Al-Ulama’ Al-Mujahidun, dan Al-Ulama Asy-Syuhada’. Semoga menjadi amal jariyah
baginya atas karya yang ditulis sangat cepat ini.
Syaikh Sayyid Sabiq
Fikih Sunnah adalah karya beliau yang
paling terkenal. Karya beliau ini bermula ketika beliau rutin menulis majalah
Ikhwanul Muslimin. Beliau mengambil metode yang membuang jauh-jauh
fanatisme madzhab tetapi tidak menjelek-jelekkannya. Ia berpegang kepada
dalil-dalil dari Kitabullah, as-Sunnah dan Ijma’, mempermudah gaya bahasa
tulisannya untuk pembaca, menghindari istilah-istilah yang runyam, tidak
memperlebar dalam mengemukakan ta’lil (alasan-alasan hukum), lebih
cenderung untuk memudahkan dan mempraktiskannya demi kepentingan umat agar
mereka cinta agama dan menerimanya. Beliau juga antusias untuk menjelaskan
hikmah dari pembebanan syari’at (taklif) dengan meneladani Al-Qur’an
dalam memberikan alasan hukum.
Juz pertama dari kitab beliau yang terkenal “Fiqih
Sunnah” diterbitkan pada tahun 40-an di abad 20. Ia merupakan sebuah
risalah dalam ukuran kecil dan hanya memuat fiqih thaharah. Pada mukaddimahnya
diberi sambutan oleh Imam Hasan Al-Banna yang memuji manhaj (metode) Sayyid Sabiq dalam penulisan,
cara penyajian yang bagus dan upayanya agar orang mencintai bukunya.
Setelah itu, Sayyid Sabiq terus menulis dan dalam waktu tertentu mengeluarkan juz yang sama ukurannya dengan yang pertama sebagai kelanjutan dari buku sebelumnya hingga akhirnya berhasil diterbitkan 14 juz. Kemudian dijilid menjadi 3 juz besar. Belaiu terus mengarang bukunya itu hingga mencapai selama 20 tahun seperti yang dituturkan salah seorang muridnya, Syaikh Yusuf al-Qardhawi.
Setelah itu, Sayyid Sabiq terus menulis dan dalam waktu tertentu mengeluarkan juz yang sama ukurannya dengan yang pertama sebagai kelanjutan dari buku sebelumnya hingga akhirnya berhasil diterbitkan 14 juz. Kemudian dijilid menjadi 3 juz besar. Belaiu terus mengarang bukunya itu hingga mencapai selama 20 tahun seperti yang dituturkan salah seorang muridnya, Syaikh Yusuf al-Qardhawi.
Kita menyaksikan dalam buku Fikih Sunnah tampak
kepakaran, kecerdasan, dan kejeniusan seorang Sayyid Sabiq. Tidak heran banyak
ulama kontemporer menyarankan untuk mempelajari buku ini. Syaikh Muhammad
Al-Ghazali menjuluki Syaikh Sayid Sabiq sebagai orang yang paling faqih di abad
ini. Beliau menjadi tempat rujukan ulama-ulama besar termasuk Syaikh Mutawalli
Sya’rawi. Bahkan saking populernya, Syaikh Nashiruddin Al-Albani merasa
terpanggil untuk mentakhrij hadits-hadits yang ada di dalam kitab tersebut,
sehingga kitab tersebut semakin berbobot di mata umat. Selain Fikih Sunnah 3
jilid, beliau juga menulis beberapa buku seperti Aqidah Islamiyah dan Islamuna.
Syaikh Muhammad Al-Ghazali
Beliau adalah ulama jebolan Al-Azhar. Orator ulung dan salah
satu penulis paling fenomenal di Timur Tengah. Karya-karyanya indah mengalir,
penuh semangat dan kecintaan kepada Islam dan umatnya. Karena kekejaman rezim
diktator Mesir, selama belasan tahun beliau di penjara dan terpaksa harus
hijrah ke beberapa negara di Timur Tengah. Beliau pernah mengajar di
Universitas Islam Madinah, Universitas di Qatar, Aljazair, dan sebagainya. Di
Madinah beliau banyak menghabiskan waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Karya beliau yang berjudul Fikih
Sirah -- menurut Syaikh Yusuf
Al-Qaradhawi -- ditulis di depan makam Rasulullah Saw. Setiap kali memulai
menulis perjuangan agung Rasulullah, beliau selalu menangis. Karya beliau itu
adalah gabungan dari keilmuan dan hatinya yang bersih. Fikih Sirah adalah salah
satu kitab sejarah Nabi terbaik yang ditulis oleh ulama kontemporer. Dalam
karyanya itu, beliau mengenalkan sejarah Nabi dalam sudut pandang Harokah. Ini
adalah pendekatan baru dalam kajian Sirah Nabawiyah.
Beliau adalah penulis produktif dalam Harokah
Ikhwanul Muslimin. Karya-karyanya yang lain di antaranya: Akhlak Muslim, Jadid Hayatak, Studi
Kritis Atas Hadits Nabi, Bagaimana Memahami Islam, Al-Ghazali Menjawab,
Keprihatinan Seorang Juru Dakwah, Al-Qur'an Kitab Zaman Kita, Menghidupkan
Kembali Ajaran Ruhani Islam.
Syaikh Said Hawwa
Beliau adalah ulama Suriah terkenal. Bersama Syaikh Musthafa
As-Siba'i bahu membahu bekerja dalam amal jama'i Ikhwan. Kekejaman rezim
memaksa hijrah ke Arab Saudi dan terakhir ke Yordania. Beliau adalah ulama yang
ditakdirkan wafat di usia muda (53 tahun). Namun usia yang pendek itu beliau
habiskan untuk berkarya. Buku-buku karya beliau banyak sekali dan rata-rata
cukup tebal. Beliau berhasil menggabungkan dunia dakwah, harokah, dan tasawuf
dalam satu bingkai yang indah. Perkataan beliau mengalir dengan deras dan
lancar. Terlihat beliau sangat mahir dalam tulis-menulis. Buku-buku beliau
menunjukkan pemahaman yang dalam tentang Islam dan wawasan yang luas tentang
permasalahan umat.
Di antara buku-buku beliau yang terkenal
adalah
Dibidang tarbiyah ruhiyah, beliau menulis trilogi
buku: Tazkiyatun Nufus: Buku
ini merupakan ringkasan Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali. Buku ini banyak
dijadikan pegangan oleh banyak aktivis harokah. Tarbiyatunar Ruhiyah: Buku ini berhasil memadukan antara
dunia dakwah, harokah, dan tasawuf. Boleh dikatakan buku ini menggambarkan
pemikiran dan karakter beliau. Syarah Al-Hikam: Buku ini merupakan penjelasan
nasehat-nasehat Imam Ibnu A'thaillah As-Sakandari yang terkenal itu.
Jundullah Tsaqaafatan wa Akhlaaqan: Beliau menyebutkan
bahwa tsaqafah seorang muslim harus mencakup sebelas materi. Seorang da’i yang
ulung seharusnya punya bekal yang cukup dari materi-materi ini. Materi-materi
itu bisa diringkas menjadi sepuluh: ilmu Al-Qur`an, ilmu hadis, ilmu bahasa
Arab, ilmu ushul fiqih, ilmu akidah, ilmu fiqih, ilmu akhlak, ilmu sejarah,
ilmu tentang tiga pokok (Allah, rasul, dan Islam), dan ilmu fiqih dakwah.
Tentang tiga pokok (Ushul Tsalaatsah)
Sa'id menulis tiga buku: Allah Jalla Jalaaluhu, ar-Rasuul, dan al-Islam. Buku
beliau yang lain Al-Asaas
fit-Tafsiir (berdasarkan ide
tentang kesatuan hubungan ayat-ayat Al-Qur'an; ide ini sendiri menurut Sa'id
telah muncul sejak beliau duduk di SMU), Al-Asaas
fis-Sunnah, Al-Asaas fi Qawaa'idil Ma'rifah (tentang ushul fiqih dan mantik), al-Madkhal
ilaa Da'watil-Ikhwaan al-Muslimin, Min Ajli Khuthwah ilal Amaam 'ala
Thariiqil-Jihaad al-Mubaarak, dan
sebagainya.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
Beliau adalah ulama senior ikhwan yang masih hidup hingga
kini. Beliau adalah murid langsung Syaikh Sayyid Sabiq dan Syaikh Muhammad
Al-Ghazali. Beliau adalah salah satu ulama ikhwan yang sangat produktif dalam
menghasilkan karya tulis. Sudah ratusan buku beliau tulis, meliputi fikih,
ushul fikih, dakwah, ekonomi Islam, hadits, dan ulumul qur'an.
Buku beliau yang berjudul Fikih Zakat menurut Syaikh Abul A'la Maududi
adalah buku terbaik di abad 20. Karya beliau yang lain yang banyak dijadikan
rujukan seperti Halal dan
Haram di dalam Islam, Bagaimana Memahami Sunnah Nabi, Berinteraksi dengan
Al-Qur'an, Fikih Jihad, Fatwa-Fatwa Kontemporer (4 jilid), Fikih Shaum, Fikih
Thaharah, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Fikih Taysir, Fikih Prioritas, Fikih
Daulah, Al-Ijtihad fi al-Shari'at al-Islamiah, dan
sebagainya.
Dengan kehadiran para penulis handal ini,
Ikhwanul Muslimin dapat terus eksis. Bahkan dikemudian hari semakin membesar.
Banyak orang yang terpengaruh padanya walaupun mereka bukan anggota atau
aktivis Ikhwanul Muslimin. Mereka hadir sebagai pendukung-pendukung setia.
Bahkan mereka sangat mencintai para aktivisnya. Saya percaya ketika tokoh-tokoh
Ikhwanul Muslimin tampil di dunia, maka mereka akan hadir dibelakangnya;
mendukungnya. Sebagai contoh ketika Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dihina dan akan
ditangkap oleh Kepala Intelejen Uni Emirat Arab, maka para ulama dari berbagai
negara tampil menjadi pembelanya dan mengkritik kebijakan Kepala Intelejen
tersebut. Padahal mereka bukanlah anggota Ikhwanul Muslimin.
Ikhwah fillah, ingin rasanya saya menulis lebih
banyak lagi tentang para penulis di atas dan penulis-penulis ikhwan lainnya,
namun karena keterbatasan ilmu saya, maka saya mencukupkan pada ketujuh ulama
di atas, dan itupun sangat ringkas. Tapi, bisa saya sebutkan sedikit para
penulis Ikhwan lainnya yang saya ketahui seperti DR. Zaghlul Najjar (Beliau
banyak menulis buku-buku yang berhubungan sains, Al-Qur'an dan As-Sunnah), dr.
Najib Khailani (Beliau dokter yang sastrawan. Banyak mendapat penghargaan
sastra berkat cerpen, novel, dan syair-syairnya), Dr. Abdullah Nashih Ulwan
(Saya mengenalnya berkat karyanya yang bermutu; Tarbiyah Ruhiyah dan Pendidikan
Anak dalam Islam 2 jilid),
Syaikh Muhammad Quthb (Beliau adalah adik Asy-Syahid Sayyid Quthb. Saya
mengenalnya dalam buku yang ditulisnya Jahiliyah
Abad 20, Salah Paham
terhadap Islam, Al-Insan
Baina al-Maddiyah wa al-Islam, Dirasah
fi al-Nafsi al-Basyariyah. Seperti kakaknya, beliau adalah salah satu
penulis produktif dan cukup mahir menuangkan kata-kata dalam bentuk tulisan. Di
karya-karya beliau terlihat beliau sangat memahami dunia sosiologi dan
psikologi).
Akhirnya, para ulama itu telah mengobarkan
semangat saya untuk eksis menulis sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
Semoga Allah merahmati mereka dan semoga pahala terus tercurah kepada mereka
berkat karya-karya mereka itu.
Izin share dari tulisan ini dan akan saya sharetwitkan, terimakasih
BalasHapussilahkan akhi
HapusSubhanallaah... izin copas dbuat diblog pribadi yaa.. disebutkan sumber tentunyaa.. :')
BalasHapusSilahkan
HapusAssalamu'alaikum.
BalasHapusAne izin copas tulisannya. Trimakasih sangat membantu.
silahkan, semoga bermanfaat
HapusSaya juga mogon izin sewaktu2 ingin repost diblog pribadi... syukron...
BalasHapussilahkan, semoga bermanfaat
Hapus