Tapi, kita sebagai muslim tahu jika Allah Maha
Melihat. Dan Dia juga tahu dengan kegelisahan hati kita melihat bentuk
kemungkaran ini. Dia tidak mungkin membiarkan kita tanpa ada keuntungan yang
akan kita peroleh apabila kita menundukkan pandangan kita dari apa yang
diharamkan-Nya. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang
menundukkan pandangannya dari keelokan seorang wanita, Allah akan mengganjarnya
dengan limpahan iman yang terasa begitu manis di dalam hatinya.”
Ya, kelezatan iman. Sebuah kelezatan yang tiada
tara, melebihi kelezatan-kelezatan inderawi. Karena ia berada di dalam hati,
kemudian menenteramkan raga dan menganugerahkannya kesehatan, kecerdasan, dan
kekuatan yang paripurna. Kelezatan yang menggugah kesadaran dan memunculkan
pencerahan perilaku.
Duhai sahabatku, jagalah pandangan Anda dari
melihat hal-hal yang diharamkan-Nya. Sesungguhnya pandangan mata yang khianat
ibarat panah iblis beracun yang kemudian menyebar ke jiwa raga. Akal Anda akan
gelap, hati Anda ternoda dan sedikit demi sedikit mengeras, dan akhlak Anda pun
menjadi tercela. Oleh karena itulah, Ibnu Mas’ud Ra. pernah menasihati salah
seorang sahabatnya yang sedang memandang seorang wanita, “Seandainya kedua
matamu itu dicukil, maka itu lebih baik (daripada digunakan untuk memandang
wanita tersebut).”
Siapa yang menginginkan kelezatan iman,
kelembutan perasaan, dan kepekaan nurani, maka tundukkanlah pandangan mata dari
hal-hal yang diharamkan-Nya. Abul Husain al-Warraq berkaitan tentang masalah
ini, “Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari objek yang diharamkan
untuk dipandang, maka dengan perbuatan itu Allah akan memberikannya hikmah pada
lidahnya yang dengan itu ia memberikan petunjuk kepada orang yang
mendengarkannya. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari syubhat, maka
Allah memberikan cahaya dalam hatinya dengan cahaya yang meneranginya menuju
jalan keridhaan-Nya.”
Apakah kita tidak menginginkan semua
kenikmatan itu? Kenikmatan abadi yang dapat mengubah “batu” menjadi “emas”,
membuat hati yang keras menjadi lembut, membuat perangai yang kasar menjadi
santun, membuat pemarah menjadi pemaaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar