”Apabila Ramadhan telah masuk, pintu-pintu langit
dibuka dan pintu-pintu jahannam ditutup serta setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini merupakan salah satu
keutamaan bulan Ramadhan, yang tidak ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Hal
ini menjadikan bulan Ramadhan begitu istimewa, penuh hidayah, semangat dalam
beramal, dan menjauhi kemaksiatan. Di dalam bulan ini, sangat mudah ditemukan
orang-orang yang shalat berjamaah, membaca al-Quran, berdzikir, dan berdoa. Di
dalam bulan ini, orang-orang jahat bertobat, menangisi dosa-dosanya, terenyuh
hatinya ketika mendengar nasehat, dan mulai bersemangat dalam beramal saleh.
Jika kita berpedoman pada
hadits di atas, di mana disebutkan bahwa setan-setan dibelenggu, apakah selama
bulan Ramadhan orang-orang tidak akan berbuat maksiat? Bukankah kita dapat
melihat bahwa kemaksiatan masih juga dilakukan? Apakah hadits tersebut bertentangan
dengan realitas yang ada? Hal ini dapat dijawab sebagai berikut: Adanya
kemaksiatan pada bulan Ramadhan terjadi bisa disebabkan oleh pengaruh kuat dari
racun dan hawa nafsu manusia yang terbiasa dengan perbuatan maksiat di luar
bulan Ramadhan, sehingga lama kelamaan hal itu menjadi tabiat yang sulit
dihilangkan. Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang biasa berbuat maksiat di
luar bulan Ramadhan, maka di bulan Ramadhan pun ia tetap melakukan maksiat. Karena
orang itu terbiasa hidup dengan hawa nafsunya, maka maksiat itu pun terjadi
karena pengaruh hawa nafsunya.
Ada riwayat yang menguatkan
pendapat ini, yaitu sabda Rasulullah Saw. yang menyatakan bahwa apabila
seseorang melakukan suatu dosa, maka satu titik hitam akan melekat di hatinya.
Apabila dia bertobat dengan benar, maka titik hitam itu akan terhapus. Jika
tidak bertobat, maka titik hitam itu akan tetap melekat. Apabila dia melakukan
dosa lainnya, maka titik hitam lainnya akan muncul di hatinya sehingga hatinya
betul-betul menjadi hitam. Mengenai hal ini, Allah Swt. berfirman, “Sekali-kali
tidak! Bahkan hati-hati mereka telah berkarat (oleh maksiat).” (QS.
al-Muthaffifin: 14).
Bulan Ramadhan adalah momentum
yang sangat tepat untuk bertobat. Walaupun mungkin saja hawa nafsu kita masih
mengajak kita berbuat maksiat, tetapi ajakan itu semakin melemah, setan-setan
dibelenggu, dan keinginan untuk berbuat kebajikan semakin bertambah, apalagi
ketika melihat orang lain berbondong-bondong berpuasa dan beramal saleh mengerjakan
amal saleh lainnya. Berapa banyak pemabuk meninggalkan minuman keras pada bulan
ini, berapa banyak kemaksiatan yang biasa dilakukan secara terang-terangan
terhenti karena keberkahan bulan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar