Jumat, 11 Januari 2013

Perjalanan Menuju China: Menelusuri Pusat Petokoan Terbesar di China

Perjalanan ke China adalah perjalanan yang sangat menggugah hati saya. Seingat saya dulu, China bukanlah negara maju. Di tahun 80 an kebawah, China tergolong negara miskin seperti halnya Korea Utara sekarang. Negara Komunis itu menutup pintu dari negara lain diluar lingkungan komunis. Jadinya perkembangan ekonomi negara itu berjalan stagnan meskipun aman. 

Kemudian pada pertengahan 80-an China melakukan perubahan secara bertahap dari pintu tertutup menjadi terbuka. Investor masuk ke China, melakukan berbagai upaya alih teknologi, dan serangkaian kebijakan mercusuar yang membuat China dikenal luas di dunia luar. Produk-produk China membanjiri banyak negara. Lantas kita mengenal produk Made in China yang dikenal sangat murah. Ketika saya ke China, salah satu pikiran saya jatuh pada produk-produk itu. Maka tidak heran, selain kita berwisata alam, kita juga dapat berwisata belanja. 


Salah satu pusat bisnis terkenal di China terletak di sebuah kota kecil bernama Yiwu. Disana berjejer toko, minimarket, supermarket, hingga Mall. Dan yang terbesar adalah sebuah mall yang tingginya lima lantai dan panjangnya 3 Km. Mall ini adalah mall terbesar di dunia. Seorang teman dari China berkata, jika ingin mengelilingi mall ini dibutuhkan waktu sebulan. Mungkin agak berlebihan ungkapannya itu tapi kalau kita kesana untuk keperluan cari barang atau bisnis, waktu sebulan rasanya tidak cukup. Karena semua barang ada disana dan kita bisa tawar menawar dengan harga miring. Tawar saja sampai sepersepuluh dari harga awal. Masalah tawar menawar tidak hanya di Yiwu, tapi di Beijing, Shanghai dan tempat lainnya. Kecuali memang toko tersebut mematok harga pas.

 

Berbeda dengan kota-kota lain di China, di Yiwu akan banyak kita temui restoran halal. Jadi tidak perlu takut bila kita ingin berlama-lama tinggal disini.

Bersambung.... 

Minggu, 06 Januari 2013

Perjalanan Menuju China: Menyaksikan Kemegahan Tembok Besar

Sahabat yang dimuliakan Allah, Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu saya diberi kesempatan untuk mengunjungi China. Saya mengelilingi 7 kota di China; Beijing, Suzhou, Wuzhen, Wuxi, Yiwu, Hangzhou, dan Shanghai. Perjalanan ini benar-benar menakjubkan bagi saya. Sebuah pengalaman baru yang memberikan banyak cerita bagi saya. Di sini saya ingin menceritakan secara singkat tentang perjalanan itu. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Perjalanan pertama saya dimulai dari Beijing. Disini saya mengunjungi beberapa tempat penting dan bersejarah seperti Tian An Men, Forbidden City, Great Wall, Lapangan Olimpiade, Summer Palace dan beberapa tempat lainnya. Yang seru adalah ketika saya mengunjungi Great Wall atau Tembok Besar China. Saya mengenal tempat ini melalui buku-buku pelajaran yang saya baca sejak duduk dibangku sekolah dasar. Sebuah impian yang akhirnya tercapai. Ya, tidak ada yang sulit bagi Allah karena apa yang telah terjadi adalah suratan takdirnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita bercita-cita untuk mengunjungi, misalnya, suatu tempat yang kita ingin kunjungi. Karena berharap itu gratis. Bahkan harapan itu mampu mendorong kita untuk mewujudkannya.


Kembali ke Great Wall. Sejarah Great Wall adalah sejarah yang besar. Ia dibangun oleh beberapa dinasty. Dimulai dari Zaman Musim Semi dan Gugur. Selanjutnya dinasty Qin dan seterusnya. Jadi sungguh hebat tempat ini. Kaisar yang satu membangun tembok besar ini. Kemudian diikuti oleh kaisar-kaisar yang berikutnya. Kabarnya, panjang asli tembok ini sejauh lebih dari 8.850 km. Namun penelitian terbaru menyebutkan lebih dari 21.196,18 km. Dan kini yang tersisa kurang lebih 5000 km. Mengenai sejarahnya, lebih lengkapnya baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Tembok_Raksasa_Cina dan http://sains.kompas.com/read/2012/06/11/17003886/Tembok.Besar.China.Ternyata.Dua.Kali.Lipat.Lebih.Panjang


Luar biasa. Namun sayang, cuaca yang dingin (minus 12 derajat) membuat saya tidak dapat terlalu jauh menaiki tembok besar ini. Padahal sebelumnya keinginan saya begitu menggebu karena tahu akan mengunjungi tempat ini.

Cuaca di Beijing sungguh dingin luar biasa. Tidak terbayang oleh saya sebelumnya. Saya kira tidak sedingin itu. Jadi agak shock juga ketika sudah berada diluar bandara langsung disambut dengan hawa dingin sampai minus 7. Jadi, lebih dingin daripada titik beku. Padahal saya sudah pakai jaket rangkap dua, baju rangkap dua, dan celana rangkap dua. Kemudian memakai syal di leher, kupluk, sarung tangan, kaos kaki dua rangkap dan sepatu. Belum lagi bibir ini diolesi lips glos agar tidak pecah-pecah. Tapi saya menikmatinya karena bagi saya ini adalah pengalaman yang sangat menarik.

Bersambung...