Senin, 25 November 2013

KABAR GEMBIRA TENTANG KEMENANGAN ISLAM DALAM WAKTU DEKAT

“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 33)

Kita patut merasa gembira dengan janji yang telah diberikan oleh Allah melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Muhammad Saw, masa Khulafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terrealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasulullah Saw melalui sabdanya:

“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala Allah menurunkan firman-Nya “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya).” Belau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah.” (HR. Muslim)

Banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai penjuru. Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah Swt., dengan catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting. Berikut ini akan saya tampilkan beberapa hadits yang saya harapkan dapat membakar semangat para pejuang Islam dan dapat dijadikan argumentasi untuk menyadarkan mereka yang fatalis tanpa mau berjuang sama sekali.

“Allah Swt. telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan Bumi Barat dan Timur. Sunggu kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Ada hadits-hadits lain yang lebih jelas dan luas yaitu:

“Sesungguhnya agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulai dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakannya dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)

Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu melawan dan mengalahkan kekuatan orang-orang kafir dan orang-orang durhaka. Inilah yang dijanjikan oleh Nabi Saw:

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan “(pada suatu ketika) kami bersama Abdullah bin Amr bin Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubai melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan: “Suatu ketika kami sedang menulis disisi Rasulullah Saw. Tiba-tiba Beliau ditanya: “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab: “Kota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” (HR. Ahmad, Ad-Darimi, dan Al-Hakim)

Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibukota Italy sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu’jamul Buldan (Ensiklopedi Negara) atau mungkin juga Eropa.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal ini terjadi setelah lebih dari delapan ratus tahun Nabi Muhammad Saw. menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera terwujud atas seizin Allah Swt., sebagaimana firman-Nya: "Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi." (QS. Shaad: 88).

Tidak diragukan lagi bahwa kemenangan kedua mendorong adanya kebutuhan terhadap Khalifah yang tangguh. Hal inilah yang telah diberitakan oleh Rasulullah Saw. melalui sabdanya:

“Kenabian telah terwujud di antara kamu sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada khalifah yang sesuai dengan kenabian tersebut, sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. Setelah itu ada seorang raja diktator bertangan besi, dan semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian ada khalifah yang sesuai dengan tuntunan Nabi." Lalu beliau diam. (HR. Ahmad)

Selanjutnya hadits yang berisi tentang berita gembira dari Nabi Muhammad Saw. mengenai kembalinya kekuasaan kepada kaum Muslimin dan tersebarnya pemeluk Islam di seluruh penjuru dunia hingga dapat membantu tercapainya tujuan Islam dan menciptakan masa depan yang prospektif dan membanggakan hingga meliputi bidang ekonomi dan pertanian. Hadits yang dimaksud sabda Nabi Saw.:

“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum tanah Arab menjadi tanah lapang yang banyak menghasilkan komoditas penting dan memiliki pengairan yang memadai.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Berita-berita gembira ini terealisasi di beberapa kawasan Arab yang telah diberi karunia oleh Allah berupa alat-alat untuk menggali sumber air dari dalam gurun pasir. Disana bisa kita lihat adanya inisiatif untuk mengalirkan air dari sungai Eufrat ke Jazirah Arab. Hal ini mungkin akan menjadi kenyataan. Dan selang beberapa waktu kelak, akan benar-benar terwujud dan bisa kita buktikan.

Ketimpangan Hukum di Mesir Saat Kudeta

Di zaman Ibnu Abbas Ra. ada sekelompok orang datang bertanya kepada beliau, bagaimana hukumnya terkena darah lalat. Apa jawaban Ibnu Abbas? Beliau menjawab (kurang lebih), kalian begitu peduli dengan darah lalat tetapi tidak peduli dengan darah orang-orang yang telah ditumpahkan oleh orang-orang zalim.

Catatan: pada akhir kehidupan Ibnu Abbas memang banyak sekali kezaliman dilakukan oleh rezim. Kini ada sebagian orang yang sangat peduli dengan tembok yang dicoret-coret atau bangunan yang rusak karena dilempar batu, tapi tidak peduli dengan ribuan syuhada yang ditembak dan puluhan ribu orang saleh yang di penjara.

Akibat Murtad dari Islam


Allah Swt. berfirman, "Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. 2: 217)

Yang dimaksud "murtad" disini adalah orang yang kembali lagi ke ajaran yang sebelumnya. Menurut para ulama, yang berbuat murtad merupakan dosa besar yang dapat menghapus amal saleh sebelumnya. 

Jika seorang muslim murtad, maka akan terdapat beberapa perubahan, antara lain terputusnya hubungan pernikahan mereka, jika salah satu di antara mereka baik istri maupun suami ada yang murtad. Apabila salah satu dari suami/ istri yang murtad itu bertobat dan kembali lagi ke dalam Islam, maka untuk mengadakan hubungan pernikahan seperti semula lagi, mereka harus memperbarui akad nikah dan mahar. Kemudian orang yang murtad tidak dibolehkan mewarisi harta peninggalan kerabat-kerabat muslim lainnya, serta orang yang murtad tidak mempunyai hak kewalian terhadap orang lain serta tidak boleh menjadi wali dalam akad nikah anak perempuannya.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Tidaklah halal darah seorang muslim, kecuali ia melakukan salah satu dari 3 perkara, yaitu kafir setelah beriman (murtad), berbuat zina setelah menjadi orang muhshan, dan membunuh orang yang terjaga darahnya."

Subhanallah, begitu tegasnya Rasulullah bersabda dalam hadits ini, semoga kita terhindar darinya.

Sumber rujukan: Kitab Fikih Sunnah karya Syaikh Sayyid Sabiq

Kebohongan Berakhir pada Kesesatan

"Kebohongan berawal dari jiwa, lalu merembet pada lisan dan merusak perkataan. Kemudian merembet pada anggota badan dan merusak segala perbuatan. Dan akhirnya kebohongan itu menyelimuti perkataan, perbuatan, dan segala keadaan." (Imam Ibnul Qayyim)

Sahabatku, orang yang jujur karena takwanya kepada Allah niscaya Allah akan tunjukkan kepadanya jalan kemudahan, jalan keselamatan, dan jalan kebahagiaan. Sebagaimana Allah telah berjanji kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, "Wattaqullah wayuallimullah - bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu."

Tidaklah mengherankan bila engkau temukan seorang sahabat yang cerdas karena kejujurannya, dan tidaklah pula mengherankan bila engkau temukan seorang sahabat bodoh karena kedustaannya. Karena kejujuran merembet pada perkataan yang benar, kemudian perbuatannya menjadi benar, maka benar pula segala keadaan yang ada padanya.

Sebaliknya, para pendusta berusaha menutup kedustaannya dengan kedustaan yang baru, akibatnya merembet pada perilakunya yang semakin tercela, maka kesesatan menyelimuti dirinya seperti kegelapan menyelimuti malam.

Maka renungkanlah hal ini. Renungkanlah ketika hidup menjadi tersesat, terbelenggu oleh dosa, hasil yang terus mengecewakan, kesedihan yang berkepanjangan, mungkin kita tidak jujur kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak jujur kepada orang-orang disekitar kita, hingga tidak jujur kepada diri kita sendiri.