Jumat, 26 September 2014

Doa untuk Para Ahli Hadits

Imam Sakhowi berkata, “Menurut sebagian Imam hadits, orang yang disebut dengan Ahli Hadits (Muhaddits) adalah orang yang pernah menulis hadits, membaca, mendengar, dan menghafalkan, serta mengadakan rihlah (perjalanan) keberbagai tempat untuk, mampu merumuskan beberapa aturan pokok (hadits), dan meng- komentari cabang dari Kitab Musnad, Illat, Tarikh yang kurang lebih mencapai 1000 buah karangan. Jika demikian (syarat-syarat ini terpenuhi -pent) maka tidak diingkari bahwa dirinya adalah ahli hadits. Tetapi jika ia sudah mengena- kan jubah pada kepalanya, dan berkumpul dengan para penguasa pada masa- nya, atau menghalalkan (dirinya memakai) perhiasan lu’lu (permata) dan marjan atau memakai pakaian yang berlebihan (pakaian yang berwarna-warni). Dan hanya mempelajari hadits Al-Ifki wa Al-Butan. Maka ia telah merusak harga dirinya, bahkan ia tidak memahami apa yang dibicarakan kepadanya, baik dari juz atau kitab asalnya. Ia tidak pantas menyandang gelar seorang Muhaddits bahkan ia bukan manusia. Karena dengan kebodohannya ia telah memakan sesuatu yang haram. Jika ia menghalalkannya maka ia telah keluar dari Agama Islam.” (Lihat Fathu Al-Mughis li Al-Sakhowi, juz 1hal. 40-41).

Sungguh berat rasanya menjadi seorang muhaddits. Mereka bukanlah orang sembarangan. Mereka berlelah-lelah menuntut ilmu. Mencintai Nabi dengan cara menghafal dan mengamalkan begitu banyak hadits. Mereka adalah para wali Allah dimuka bumi. Sedikit orang yang bisa menggapai gelaran itu.

Sungguh celakalah mereka yang telah menghina para muhaddits dengan julukan-julukan yang sangat buruk. Seperti julukan "orang yang kuno dan dangkal pemikirannya." Padahal sesungguhnya para muhaddits itu adalah orang yang cerdas, paling kuat hafalannya, dan paling baik amalnya (karena senantiasa mengikuti sunnah Nabi Saw.).

Mari kita doakan para ulama muhaddits berikut ini:
  1. Para sahabat Nabi Saw. Di antaranya: Abu Hurairah, Aisyah, Abu Said Al Khudri, Jabir bin Abdullah, Anas bin Malik, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan perawi-perawi hadits lainnya dari kalangan para sahabat radhiyallahuanhuma.
  2. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah. Beliau adalah penguasa yang adil dan bijaksana, mencintai alim ulama, dan orang yang paling awal memerintahkan pengumpulan hadits untuk dibukukan.
  3. Imam Az-Zuhri rahimahullah yang dikenal sebagai penghulu ahli hadits.
  4. Imam Mazhab yang empat: Abu Hanifah, Malik, Asy-Syaf'i, dan Ahmad rahimahumullah.
  5. Penulis kitab Ash-Shahihain: Imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumullah. Melalui beliau berdua kita banyak mengenal hadits-hadits shahih yang bisa kita jadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Penulis kitab-kitab hadits: Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah, Imam Tirmidzi, Imam Nasa'i, Imam Hakim, Imam Baihaqi, Imam Thabrani, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ad-Daruqutni, dan Imam Ibnu Hibban.
  7. Pensyarah kitab-kitab hadits: Imam Al Karmani, Imam Ibnu Rajab, Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, Imam Imam Badruddin Al Aini, Imam Ibnu Battol, Imam Al-Qastolani, Imam As-Suyuthi, Imam Nawawi, Imam Al-Khaththabi, Imam Ibnul ‘Arabi, Imam Ibnu Abdil Barr.

Dan para ulama hadits yang tidak bisa disebutkan satu persatu lainnya rahimahullahu jamian.

Berkat merekalah kita mengenal hadits-hadits Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar