Minggu, 23 Juni 2013

Ketakutan Syiah Terhadap Kebangkitan Ahlussunnah di Suriah

Syaikh Al Azhar Mesir mencerca organisasi Syi’ah Hizbullah Lebanon yang mengaku sebagai gerakan perlawanan terhadap Israel untuk membebaskan Masjid Al Aqsha di Yerussalem. Beliau mengatakan, pembebasan Yerussalem bukan dimulai dari Qushair dan Homs, Kiblat Net melaporkan.
“Ketika orang-orang saat ini menyibukkan diri untuk melawan Israel, setelah Hizbullah ikut campur bertempur membantu rezim Suriah, dan setelah Hizbullah mendeklarasikan diri sebagai gerakan perlawanan Israel. Padahal, pembebasan Yerussalem bukan melalui Qusyair atau Homs” tegas Syaikh Al Azhar, Syaikh DR. Ahmad Ath Thayyib, sebagaimana dilansir Al Arabiya, Rabu 12/6/2013.
Syaikh DR. Ath Thayyib mengutuk keras intervensi yang dilakukan Syiah Hizbullah Lebanon di Suriah. Beliau mengungkapkan, kehadiran Hizbullah di Suriah akan memperkeruh konflik yang terjadi dan semakin memperpanjang pertumpahan darah di Suriah.
Beliau mengatakan, Suriah saat ini menjadi panggung konflik sektarian Sunnah-Syi’ah. Padahal, rakyat Suriah tidak menginginkan konflik sektarian terjadi di negaranya. Akan tetapi, orang-orang Syi’ah-lah yang memaksa untuk itu. Beliau yang termasuk dalam jajaran syaikh besar Al Azhar Mesir tersebut menambahkan bahwa konflik yang terjadi di Suriah saat ini adalah konspirasi. (http://news.fimadani.com/read/2013/06/12/syaikh-al-azhar-hizbullah-membebaskan-yerussalem-bukan-melalui-qusyair-dan-homs/)
Komentar:
Saya setuju sekali pandangan yang mengatakan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah perang antara Ahlus Sunnah dengan Syiah. Tampaknya Hizbullah ketakutan bila pasokan logistiknya terhenti bila yang memimpin Suriah bukan lagi orang Syiah.Keadaan ini menimbulkan semangat mereka dalam mengusir Ahlus Sunnah dari tanah Suriah. Tapi apa yang mereka lakukan justru akan berbahaya bagi keberlangsungan mereka. Tidak hanya di Libanon tapi seluruh dunia Islam yang mayoritas Sunni. Angka kematian mereka pasti akan lebih banyak daripada angka kematian saat mereka berperang melawan Israel beberapa tahun yang lalu. Mereka pasti sudah tahu resikonya. Bagi mereka melindungi seorang pemimpin Syiah hingga titik darah penghabisan lebih baik daripada bertempur melawan Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar