Selasa, 09 Oktober 2012

Dahsyatnya Keyakinan (2)


Keyakinan diri dan tekad yang kuat adalah faktor yang menentukan untuk pencapaian kebahagiaan. Faktor ini dapat berkembang dan mengarahkan hidup kita ke arah kesuksesan dan kebahagiaan. Ia juga penting untuk mengalahkan penderitaan hidup dan melewati semua rintangan yang menghalangi manusia ke arah prestasi dalam tujuan hidup kita.

Orang-orang yang memiliki tekad yang kuat selalu dihormati oleh umat dan terlindungi dari penolakan orang lain. Sedangkan pribadi-pribadi yang hanya memiliki tekad yang lemah justru berhadapan dengan kejahatan orang yang akan memanfaatkannya.

Keragu-raguan sama artinya dengan kegagalan dan menjadi bukti nyata akan lemahnya moral serta mematahkan kesadaran dan kecerdasan. Salah seorang yang sukses berkata, “Di antara rumus keberhasilanku adalah keteguhan, menjalankan niat, dan tidak ragu-ragu lagi.”

Orang yang mempunyai keyakinan diri dan tekad yang kuat – untuk melakukan sesuatu – bak tentara yang siap mengabdi, ketika diperintahkan untuk bersiap, ia berangkat menyambut peristiwa-peristiwa. Berbagai kesulitan yang dihadapinya tidak menghambat gerak langkahnya; ia tidak memandang segala kemungkinan adalah kemustahilan.

Rustam Farakhzad, seorang panglima angkatan bersenjata Persia di Qadisiyah, menginginkan seorang wakil panglima muslim datang menemuinya. Akhirnya Sa’ad bin Abi Waqash, sang panglima muslim, mengutus Rabi bin Amir. Ketika Rabi memasuki kemah Rustam, ia melihat Rustam tengah duduk di atas kasur. Di kemahnya tersedia kasur-kasur mewah dan sandaran-sandaran berbordir emas.

Rabi tidak tergoda dengan pemandangan yang menipu itu, ia tetap pada tekadnya yang kuat. Saat mendekati lantai Rustam, ia menghentikan kudanya lalu turun dan menuntun kudanya me-masuki kemah Rustam. Para pengawal yang ada di situ meminta agar ia tidak masuk dalam kondisi seperti ini. Ia pun berkata, “Bukankah kalian menginginkan wakil dari kami? Aku datang ke sini sebagai wakil dari kaum muslim. Tapi jika kalia tidak menginginkannya, aku akan kembali.”

Dengan penuh wibawa dan ketenangan, ia sampai di dekat ranjang Rustam. Ia menyibak permadani lalu duduk di atas tanah seraya berkata, “Kami tidak biasa dengan perhiasan ini.”

Lalu penerjemah Rustam bertanya kepada Rabi ihwal serdadu Rustam dan pasukan Islam. Ia menjawab, “Tuhan mengutus kami untuk membebaskan hamba-hamba-Nya dari kezaliman dan penindasan serta mengajak mereka pada Islam. Andai mereka mau menerima perkataan kami, tentu kami tidak ikut campur terhadap urusan mereka. Tetapi andai mereka tidak mau menerima perkataan kami, kami pun siap bertempur dengan mereka. Bila – dalam hal ini – kami membunuh atau terbunuh – kami akan masuk surga.”
Keras dan kokohnya keyakinan lelaki sahara ini membuat Rustam takjub lalu berkata, “Kalau begitu, beri kami waktu untuk mengadakan korespondensi dan musyawarah dengan beberapa tokoh kami.”

Rabi menjawab, “Kami hanya bisa memberikan waktu tiga hari, tidak ada penangguhan lebih dari itu.”

Rustam berkata, “Aku tahu, Anda adalah panglima tertinggi yang bisa membuat perjanjian dengan kami.”

Rabi menjawab, “Bukan! Aku hanyalah salah satu bagian dari kaum muslim. Mereka memiliki pandangan bahwa mereka bak satu jasad, jika salah seorang dari mereka memberikan jaminan keamanan, maka wajib atas yang lainnya menerima keputusan tersebut.”

Yang mesti digarisbawahi, di antara semua anugerah alami, mulai dari kepandaian, kecerdasan, kebahagiaan, hingga sumber-sumber bawah bumi yang kita temui, semuanya dapat kita peroleh melalui keyakinan diri dan tekad yang kuat. Hal ini disebabkan bahwa manusia, dalam tekad yang kuat dan kokoh, mampu memberdayakan hal tersebut.

Seseorang yang percaya diri adalah orang yang melakukan sesuatu di bawah sinar keyakinan diri dan tekad yang kuat setelah mendapatkan bimbingan iman dan akal sehatnya. Para pengembara dan orang-orang yang teguh serta para pelopor ilmu pengetahuan dan karya cipta, mereka telah mencampakkan kata “tidak bisa” dan “tidak mampu” dari kamus kehidupan. Melalui akal mereka mampu melihat segala sesuatu dengan kacamata “bisa” dan “mampu”. Ratusan jilid buku yang ditulis oleh seseorang dan hasil karya bermutu lainnya, merupakan buah dari tekadnya yang kuat tak tertandingi.

Goethe berkata, “Orang yang memiliki tekad dapat mengubah dunia sesuka hatinya.”

Ghalib Ahmad Masri berkata, “Pribadi yang tidak memiliki tekad laksana harimau yang tak bertaring dan berkuku. Ia tidak dapat menggigit, merobek, dan mencakar hewan buruannya. Sedangkan pribadi yang memiliki tekad bak perenang yang mahir, dalam sinaran iradah dan aktivitas raganya, air bakal ia singkap dan terus melangkah ke mana pun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar