Selasa, 12 Juni 2012

Tiga Kelompok Manusia dalam Mengisi Waktu

“Tidaklah aku menyesali sesuatu seperti penyesalanku atas suatu hari yg berlalu dengan terbenamnya matahari semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah amalanku.” (Ibnu Mas’ud Ra.)

Ada tiga kelompok manusia dalam mengisi waktu. Mereka adalah: Pertama, manusia yang tidak menyesal sama sekali waktunya dihabiskan dengan maksiat. Maka, orang seperti ini kehidupan dan kematiannya sama saja. Ada dan tidak adanya sama saja. Bila ada tidak berguna, bila tiada tak membawa manfaat. 

Kedua, manusia yang menyesali waktunya terbuang percuma. Dia berkata, andaikan aku berbuat kebaikan, niscaya aku tidak akan sengsara seperti ini. Tetapi apa yang dikatakannya itu baru sebatas penyesalan belaka, tanpa tindak lanjut dalam bentuk amal saleh. Orang seperti ini masih lebih baik daripada orang yang pertama. Karena penyesalan adalah tahap awal menuju taubat sejati. Bila tidak menyesal maka tidak ada taubat. Maka, diharapkan orang seperti ini mendapat hidayah dari Allah untuk beramal saleh. 

Sepertinya pertarungan antara malaikat dengan setan akan terus berlangsung hingga salah satu dari keduanya muncul sebagai pemenang. Bila yang menang malaikat, maka kelompok kedua ini akan tergerak hatinya untuk beramal saleh dan menjauhi segala maksiat. Tapi bila yang menang setan, maka penyesalan hanya sebatas penyesalan, bahkan kemudian mereka kembali terjerumus pada kemaksiatan.

Ketiga, manusia yang menyesali waktunya terbuang percuma. Setelah itu dia berusaha beramal saleh untuk memperbaiki hidupnya dari waktu ke waktu. Tekadnya adalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Dan hari esok lebih baik daripada hari ini. Begitu seterusnya hingga Allah mencabut nyawanya dalam keadaan bertaubat dan beramal saleh. Maka, orang seperti inilah yang akan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 

Bagi setiap mukmin yang sadar, maka dia memilih masuk ke dalam kelompok yang ketiga daripada yang pertama dan kedua. Maka mereka menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat. Sehingga tidak terbuka peluang bagi jiwanya untuk menganggur, yang akhirnya menutup peluang bagi setan untuk mengelabuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar