Suatu waktu Hatim al-Asham berkata kepada anak-anaknya,
"Saya bermaksud melaksanakan ibadah haji." Anak-anaknya menangis dan
berkata, "Siapa yang akan menanggung makan kami?" Saat itu Hatim
al-Asham mempunyai seorang anak perempuan. Anak perempuannya berkata,
"Biarkanlah bapak pergi. Toh, ia bukan pemberi rezeki!" Maka Hatim
berangkat. Sampai larut malam anak-anak Hatim kelaparan. Mereka tidak
henti-hentinya mencerca dan menyalahkan anak perempuan tersebut. Si anak
perempuan berdoa, "Ya Allah, janganlah engkau menjadikanku cemoohan
mereka!"
Dalam saat yang sama seorang gubernur lewat ke rumah
mereka. Gubernur berkata kepada sebagian orang yang menemaninya, "Tolong
carikan air!" Keluarga Hatim menyuguhkan sebuah kendi baru yang berisi air
yang dingin. Sang gubernur meminumnya dan berkata, "Rumah ini milik
siapa?" Para pengawalnya berkata, "Ini rumah Hatim al-Asham."
Sang gubernur memasukkan seikat emas ke dalam kendi bekas air dan beliau
berkata, "Orang yang mencintaiku pasti mengikutiku." Maka pasukan
pengawal sang gubernur ikut serta memasukkan beberapa keping uang ke dalam
kendi.
Setelah gubernur dan pengawalnya pergi, anak perempuan
Hatim menangis. Ibunya berkata, "Kenapa engkau menangis? Bukankah Allah
telah memberi rezeki yang banyak kepada kita?" Ia menjawab, "Makhluk
saja yang melihat kepada kita memberikan bantuan kecukupan, bagaimana jika
Allah melihat kepada kita?"
Benarlah apa yang dikatakan anak perempuan Hatim di atas.
Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada makhluknya daripada kasih sayang yang
ditunjukkan makhluk-Nya kepada makhluk-Nya yang lain. Jika manusia memberikan
emas permata, sesungguhnya Allah memberikan kepada kita udara yang dapat
membuat kita tetap hidup, akal yang dapat membuat kita berpikir, hati yang
dapat membuat kita merasa, seluruh indera yang kita miliki, dan doa-doa yang
dikabulkan-Nya, tetapi seringkali kita tidak menyadarinya.
Jika kita mengatakan kepada seseorang, "Tolonglah
saya. Saya belum makan. Saya lapar dan kehausan." Lalu orang tersebut
menolong kita. Lalu, bagaimana dengan Allah? Bukankah Dia Maha Mengetahui, Maha
Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar