Jumat, 28 September 2012

Resensi Mufassir: Al-Qur’an, Terjemah, dan Tafsir


Harga: 145.000

Sebuah kenikmatan bagi orang-orang yang beriman untuk terus mengkaji Al-Qur’an. Bukan saja mengambil manfaat dari sisi ilmu ansich tetapi yang terpenting adalah berkobarnya perasaan positif dalam hati. Maka, sebaik-baik mengkaji Al-Qur’an adalah dengan menghujamkan keimanan kita terhadapnya dalam hati kita. Sehingga jasad ini kemudian tergerak untuk mengamalkan pesan-pesan yang ada di dalamnya.

Al-Qur’an Mufassir ini sangat membantu saya untuk merenungkan ayat per ayat secara singkat dan padat berdasarkan karya mufassir yang mutabar. Saya dengan mudah mengambil manfaat darinya untuk kehidupan sehari-hari saya. Saya memiliki beberapa jenis Al-Qur’an mulai dari perkata hingga tafsir. Tapi Al-Qur’an ini memiliki keistimewaan yang tidak ada dalam Al-Qur’an yang sudah ada sebelumnya. Keunikan yang paling istimewa adalah mushaf ini memuat tafsir Al-Qur’an hanya dalam satu jilid saja. Yang saya tahu, ringkasan tafsir Ibnu Katsir saja terdiri dari empat jilid. Cukup berat juga bila dibaca oleh orang yang baru memulai mengenal isi Al-Qur’an atau oleh orang yang disibukkan oleh pekerjaan lain tetapi tetap ingin mengkaji Al-Qur’an.


Contoh isi Mufassir 

Mushaf ini merujuk pada enam kitab tafsir ternama yang menjadi rujukan ulama dan umat sejak dahulu kala. Tafsir pertama diambil dari karya Imam Ath-Thabari. Beliau adalah ahli tafsir, ahli hadits dan sejarawan. Karyanya yang bercorak bil ma’tsur ini kemudian banyak dirujuk oleh ahli-ahli tafsir setelahnya seperti Imam Al-Qurthubi dan Imam Ibnu Katsir. Menurut Imam As-Suyuthi, kitab Tafsir Ath-Thabari adalah tafsir paling besar dan luas. Sementara Imam Nawawi mengatakan, “Umat telah sepakat bahwa belum pernah ada kitab tafsir yang sekaliber karya Ath-Thabari ini.”

Kedua, Imam Al-Qurthubi. Ahli tafsir ini adalah salah satu ulama terbesar yang pernah lahir di tanah Andalusia Spanyol. Selain ahli tafsir, beliau juga dikenal sebagai ahli fikih yang sangat mewarnai corak dari tafsirnya.

Ketiga, Imam Ibnu Katsir. Tafsir beliau memiliki corak yang hampir sama dengan tafsir Ath-Thabari, yaitu bil ma’tsur. Tafsir Ibnu Katsir adalah salah satu tafsir bil ma’tsur yang paling terkenal yang pernah ditulis. Keempat, Imam Jalalain. Tafsir ini merupakan karya dua orang ulama, yaitu Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Tafsir ini banyak dipakai di pesantren-pesantren. Tafsir ini ringkas dan padat karena tidak banyak mengetengahkan riwayat-riwayat. Tapi tampaknya tafsir ini banyak merujuk pada tafsir-tafsir mutabar (terkenal) sehingga sangat layak untuk dijadikan rujukan.

Kelima dan Keenam, Imam Bukhari dan Imam Muslim. Tafsir jenis ini hanya memuat hadits-hadits shahih yang disandarkan pada hadits Bukhari dan Muslim.

Selain merujuk pada enam kitab tafsir itu, juga merujuk pada Asbabun Nuzul karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Karya ini sudah diakui oleh banyak ulama dan merupakan Kitab terbaik yang pernah ditulis tentang sebab-sebab turunnya ayat. Oleh karena itu, kitab ini tampaknya tidak boleh terlewatkan bagi mereka yang ingin mengetahui sebab-turunnya Al-Qur’an.

Al-Qur’an Mufassir sangat membantu saya memahami makna ayat dengan cara mudah dan ringkas dan sangat cocok bagi saya yang awam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar