Taqiyah
adalah salah satu ajaran sentral dalam agama Syiah. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
berkata, “Di antara ajaran Syi’ah
yang menyangkut akhlaq adalah menjadikan Taqiyyah sebagai dasar dan pokok
ajaran di dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka selalu melakukan
Taqiyyah, yaitu menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang ada di dalam hati.
Mereka itu mempunyai dua wajah. Wajah yang pertama dihadapkan ke sekelompok
orang dan wajah yang lainnya dihadapkan ke kelompok yang satunya lagi. Mereka
juga mempunyai dua lidah.”
Ja’far
Ash-Shadiq berkata, “Taqiyyah adalah agamaku dan
agama leluhurku.” Ibnu Taimiyyah berkata mengomentari ucapan ini, “Allah SWT. telah menyucikan
Ahlul Bait dari hal ini dan mereka tidak memerlukan Taqiyyah. Karena mereka
adalah orang-orang yang paling jujur dan paling beriman. Oleh karena itu, agama
mereka adalah Taqwa dan bukan Taqiyyah.”
Ja’far Ash-Shadiq juga berkata,
“Jika kamu katakan bahwa orang yang
meninggalkan taqiyah sama dengan orang yang meninggalkan shalat maka kamu telah
berkata benar.”
Bisa dilihat di kitab Biharul Anwar jilid 50 hal 181, jilid 75
hal 414, hal 421, As Sarair hal 476 Kasyful Ghummah jilid 3 hal 252, Man Laa
Yahdhuruhul Faqih jilid 2 hal 127 dan beberapa sumber lain.
Juga terdapat riwayat yang
mengatakan: “Orang yang meninggalkan taqiyah adalah kafir.” Bisa dilihat
di kitab Biharul Anwar 87 347 Fiqhur Ridha 338.
Mari kita simak ucapan Al Bahrani dalam kitab
Al Hadaiq An Nadhirah jilid 1 hal 89: “Banyak riwayat-riwayat syiah yang
diucapkan ketika sedang bertaqiyah yang tidak sesuai dengan hukum sebenarnya.”
(http://hakekat.com/content/view/1/1/)
Oleh
karenanya orang syiah tidak mungkin lepas dari ajaran ini. bila mereka melepas
ajaran ini, berarti mereka bukan lagi orang syiah (sejati).
Bukti
mengenai kedustaan mereka sangat banyak. di depan kaum muslimin mereka berkata
A, namun bila mereka berkumpul bersama kelompok mereka sendiri, mereka
mengatakan B. Di depan kaum muslimin mereka berkata tidak pernah melaknat
sahabat Nabi, tetapi di belakang mereka melaknat para sahabat. bahkan Imam
mereka, yakni Ali Khomaini mengatakan Aisyah, Thalhah, dan Muawiyah
Radhiyallahu Anhuma, lebih najis daripada anjing dan babi. Begitupun yang dilakukan oleh
pentolan-pentolan Syiah seperti Jalaluddin Rahmat dari IJABI.
Pernyataan Ali Khomaini yang menyebutkan Aisyah, Thalhah, dan Muawiyah lebih najis daripada anjing dan babi.
Tajul
Muluk, tokoh Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI) Sampang, mengatakan bahwa Al Qur’an yang kita (Umat Islam) yakini
sekarang sudah tidak orisinal. Namun kemudian tokoh-tokoh Syiah
mengatakan bahwa Al-Qur’an mereka sama dengan Al-Qur’an yang dibaca oleh kaum
muslimin. Sehingga selamatlah mereka dari kehancuran dengan memberikan
kehancuran itu kepada Tajul Muluk.
Oleh
karena itu, berhati-hatilah dengan perkataan mereka.periksa dulu apakah yang
mereka katakan sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Yaitu dengan cara membaca
tulisan-tulisan yang mereka tulis, khususnya untuk kalangan mereka sendiri. Peribahasa
mengatakan, jangan membeli kucing di dalam karung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar