Rabu, 26 September 2012

Rumahku Surgaku


Allah Swt. berfirman, "Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal." (QS. An-Nahl: 80) Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Allah Swt. menyebutkan kesempurnaan nikmat-Nya atas hamba-Nya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat."

Keindahan terpancar dari rumah yang didalamnya terdapat akhlakul karimah. Seorang suami yang baik berusaha membantu istrinya meskipun baru saja dia pulang kerja. Dia tidak melihat kelelahan yang ada pada dirinya, tetapi rasa cintanya kepada keluarga membuat semangatnya bangkit kembali. Bagi dirinya, apa yang dilakukannya akan dibalas Allah dengan pahala yang berlipat ganda. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., Duduknya seorang lelaki dengan istrinya kemudian membahagiakannya, pahalanya sama dengan orang yang itikaf di masjidku.”

Subhanallah, ini adalah keutamaan yang besar bagi kaum muslimin. Yang dimaksud masjidku bukan masjid-masjid yang biasa kita shalat di dalamnya, tetapi Masjid Nabawi di Madinah yang diberkahi Allah. Apabila kita shalat di dalamnya maka pahalanya sama dengan 10.000 kali shalat di tempat lain. Tidakkah kita menginginkan keutamaan yang besar ini?

Begitupun yang dilakukan oleh seorang istri salehah. Meskipun rasa lelah menggelayuti dirinya karena dari pagi sampai sore mengurus rumah dan anak-anak, dia masih tersenyum manis ketika bertemu dengan suaminya yang baru saja pulang bekerja. Dan, dengan setia pula dia melayani sang suami. Rasulullah Saw. bersabda, Dunia ini penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah istri yang salehah.”

Ketika keduanya telah melakukan kebaikan ini maka terpancarlah keindahan di dalam keluarga itu. Suami akan semakin mencintai istrinya, begitupun istri akan semakin mencintai suaminya. Anak-anak yang melihat akan bahagia, saling mencintai, dan semakin hormat kepada kedua orangtuanya. Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak akan pernah memuliakan wanita kecuali lelaki yang mulia dan tidak akan pernah menghinakan wanita kecuali lelaki yang hina." 

Rasulullah Saw. adalah sosok teladan terbaik yang berhasil membina rumahtangga. Fokus beliau bukan pada harta yang dengan cepat hilang apabila dimakan dan lenyap dimakan usia, tetapi pada nilai-nilai kebaikan yang beliau tanamkan dalam diri beliau dan keluarga beliau. Dr Aisyah Abdurrahman bercerita tentang kehidupan keluarga Rasulullah Saw: "Rumah beliau indah, meski sangat sederhana. Beliau lebih mengutamakan hidup dalam rumahnya sebagai orang zuhud. Beliau tidak pernah memaksakan sesuatu apapun terhadap istri-istrinya. Ia selalu isi kehidupan rumah tangganya dengan kehangatan dan kebersamaan yang menyenangkan."

Dalam bahasa lain, Abbas Mahmud Al-Aqqad menggambarkan bahwa Rasulullah Saw. tidak menjadikan wibawa kenabian sebagai penghalang antara beliau dan para istrinya. Malah, kadang-kadang beliau terlalu bersikap lunak terhadap para istrinya, tegur sapanya manis, dan selalu mengalah.

Gambaran-gambaran tentang rumah tangga Rasulullah Saw tersebut menjelaskan bahwa keluarga beliau tidak pernah mencari kebahagiaan melalui pintu-pintu duniawi. Mereka mencari kebahagiaan dari pintu-pintu akhlak mulia. 

Artinya, baik Rasulullah Saw maupun istri-istrinya menempatkan akhlak sebagai jalan utama tercapainya kebahagiaan mereka. Tak heran jika kemudian Rasulullah Saw bersabda: Baiti Jannati (Rumahku Surgaku).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar