Minggu, 11 November 2012

Partai Islam Besar Bukan Karena Slogannya

Partai AKP Turki, Partai An-Nahdhah Tunisia, Partai Kebebasan dan Keadilan Mesir, Partai Ishlah Yaman, Partai Keadilan dan Pembangunan Maroko adalah beberapa partai Islam yang berhasil memenangkan Pemilu di negaranya masing-masing. 


Ternyata, kemenangan mereka bukan sebatas dari slogan belaka. Tetapi mereka memang telah berkarya dan memberi contoh sebelum mereka berkuasa. Jika mereka berkata tentang anti korupsi maka kesederhanaan mereka, kehidupan mereka sehari-hari adalah bukti tentang apa yang mereka katakan itu. Jika mereka berkata jangan berbuat zalim terhadap orang lain maka hidup mereka membuktikan apa yang mereka katakan itu. Mereka telah menjadi contoh dalam banyak hal positif. Tidak heran jika mereka dekat dengan rakyat dan rakyat semakin mencintai mereka karena mereka telah memberikan bukti bukan janji dan pencitraan belaka. Mereka bekerja siang dan malam untuk rakyat tercinta namun seringkali rakyat tidak mengetahui kesibukan itu. Akhirnya sebagian dari rakyat berkata jelek tentang pemimpinnya. Perkataan yang bukan pada tempatnya, bukanlah suatu hal yang layak disedihkan para pemimpin Islam itu. Tetapi yang layak disedihkan adalah ketika mereka tidak mampu berbuat untuk kepentingan rakyat. 

Keberhasilan partai Islam karena mereka telah berhasil menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri kader-kadernya. Maka, secara otomatis nilai-nilai Islam akan mengejawantah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebaliknya, kekalahan partai Islam disebabkan ketidakberhasilan mereka dalam menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri kader-kadernya. Ketika ada pimpinan partai Islam berteriak-teriak mengatakan ingin menegakkan syariat Islam, tetapi dia tidak menegakkan syariat Islam dalam dirinya sendiri, maka jangan heran bila rakyat tidak memilihnya. Bagaimana mungkin dipilih bila syariat Islam disamakan dengan atraksi joget dangdut mengundang syahwat ditengah kampanye mereka dengan alasan agar pengunjungnya ramai. Bagaimana mungkin dipilih bila istri si pemimpin tersebut tidak berjilbab dan dia masih senang melakukan perbuatan sia-sia seperti merokok. 

Pepatah Arab mengatakan, bahasa perbuatan lebih besar pengaruhnya daripada bahasa perkataan. Hal ini tergambar dalam uswah kita, Nabi Muhammad Saw. Menurut istri beliau, Aisyah, perkataan Nabi dalam sehari sangat sedikit. Nabi lebih senang memberikan contoh dihadapan para sahabatnya. Kalaupun berbicara maka apa yang beliau sampaikan adalah kebaikan. Ketika Nabi berkata, berbuat baiklah, maka Nabi adalah orang pertama dan utama yang berbuat baik kepada umat. 

Partai Islam yang berhasil memenangkan pemilu di negaranya masing-masing telah memberikan contoh bagaimana seharusnya partai Islam di Indonesia berbuat; bagaimana kader-kadernya bertindak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar