Rabu, 07 November 2012

Mengapa Orang Atheis Sangat Membenci Islam?


Profesor atheis terkenal Richard Dawkins menerima tepuk tangan meriah dalam komunitas tradisional Kristen Stornoway beberapa hari yang lalu, setelah berpidato selama 2 jam di mana ia mengatakan tidak mungkin ada Tuhan.

Profesor berusia 71 tahun itu menggambarkan Islam sebagai “salah satu kejahatan terbesar dunia” dalam ceramahnya yang bertajuk “The God Delusion”, sebagai bagian dari kunjungan langkanya ke Western Isles.

Pernyataan itu disampaikan selama Festival Buku Hebrides di tengah kerumunan massa yang berjumlah 220 orang. Bahkan ada daftar tunggu hingga 60 orang untuk tiket, setelah tiket acara terjual habis dalam waktu 40 menit.

Para peserta acara bersorak keras pada saat Prof Dawkins menggunakan penampilannya untuk menyerang Islam, sembari dirinya menekankan bahwa “mayoritas muslim” tidak jahat, hanya agama mereka yang jahat.

Prof. Dawkins adalah ahli biologi terkenal asal Inggris. Beliau dikenal sebagai "anjing buldognya" Charles Darwin dalam membela mati-matian Teori Evolusi. Para ilmuwan dunia termasuk Harun Yahya telah berdebat dengan Dawkins. Atheismenya bermula dari kefanatikannya terhadap Teori Evolusi bahwa alam semesta beserta isinya wujud secara kebetulan. Serangan Dawkins terhadap agama secara umum bukan suatu hal yang baru. Dia pernah mengatakan, ada tiga hal yang merupakan alasan buruk untuk mempercayai sesuatu: tradisi, otoritas, dan wahyu, yang biasanya diwariskan turun-temurun dan sulit diuji. Jebakan-jebakan ini, ujarnya, telah terbukti terlalu sering menyebabkan manusia kehilangan kemampuan berpikir kritisnya.

Dalam hal ini Dawkins sedang menantang Tuhan yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya berikut kerumitan yang ada didalamnya. Dia mengkritisi Tuhan tetapi dia sendiri tidak mengkritisi dirinya sendiri, seolah dirinya lebih hebat dari Tuhan. Seolah dia mengatakan bila dia adalah orang terpandai di dunia. Bahwa orang pandai itu pasti ateis. Padahal kenyataannya tidak demikian. Banyak orang pandai justru  relijius. Bahkan dalam Islam, dikenal istilah integralisme sains dan agama. Banyak ilmuwan muslim yang tidak hanya pandai ilmu-ilmu eksak, sosial, dan yang lainnya. Di sisi lain mereka  masih percaya pada Tuhan, masih menjalankan syariat-Nya, dan masih beribadah kepada-Nya. Dan mereka jelas-jelas lebih hebat ilmunya daripada Dawkins. (Mengenai Integralisme Sains dan Agama: http://abu-farras.blogspot.com/2012/02/integralisme-sains-dan-agama-dalam.html

Bukan karena tidak ilmiah
Seorang pakar astrobiologi Inggris, Prof. Chandra Wickramasinghe berkata tentang hal ini: "Sejak masa pendidikan untuk menjadi seorang ilmuwan, otak saya benar-benar dicuci agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak sesuai dengan penciptaan yang 'disengaja'. Pemikiran tentang penciptaan ini harus disingkirkan dengan cara yang menyakitkan. Pada saat ini, saya tidak dapat menemukan argumentasi rasional untuk mengalahkan ajakan mempercayai Tuhan. Kami biasanya memiliki pikiran terbuka; dan sekarang, kami sadar bahwa satu-satunya jawaban logis atas kehidupan ini adalah penciptaan-bukan proses acak dan kebetulan." (Chandra Wickramasinghe, wawancara dalam London Daily Express, 14 Agustus 1981 Sebagaimana dikutip www.harunyahya.com)

Ahli genetika terkenal dari Universitas Harvard, Richard C. Lewontin, mengakui bahwa dia "materialis dulu baru ilmuwan" dengan kata-kata berikut: "Bukan metode dan penemuan-penemuan ilmiah yang mendorong kami menerima penjelasan material tentang dunia yang fenomenal ini. Sebaliknya, kami dipaksa oleh keyakinan apriori kami terhadap prinsip-prinsip material untuk menciptakan perangkat penyelidikan dan serangkaian konsep yang menghasilkan penjelasan material, betapa pun bertentangan dengan intuisi, atau membingungkan orang-orang yang tidak berpengetahuan. Lagi-pula, materialisme itu absolut, jadi kami tidak bisa membiarkan Kaki Tuhan masuk." (Richard C. Lewontin, The Demon-Haunted World, The New York Review of Books - 9 januari 1997, p. 28 Sebagaimana dikutip www.harunyahya.com). (Untuk lebih lengkapnya silahkan baca: http://abu-farras.blogspot.com/2012/03/saintisme-vs-sains-dan-agama.html)

Orang-Orang Ateis Hidupnya Bermasalah
Sebagaimana yang pernah saya tulis di blog ini beberapa waktu yang lalu, orang-orang atheis mempunyai masalah dalam kehidupan pribadinya. Paul Vitz dalam bukunya Psychology as Religion: The Cult of Self Worship (1998) menunjukkan bahwa para ateis "dengan sedikit kekecualian" adalah orang-orang yang ditinggalkan ayah pada usia dini atau karena sesuatu hal yang membenci ayahnya itu. Seperti Nietzshe, Freud memandang ayahnya sebagai bapak yang lemah, pengecut, dan berprilaku seksual yang menyimpang. Ia membenci ayahnya, dan selanjutnya membenci Tuhan, yang tercipta berdasarkan citra ayahnya. Psikoanalisis akhirnya membuang Tuhan sebagai sekadar ilusi kekanak-kanakan. (Untuk lebih lengkapnya silahkan baca: http://abu-farras.blogspot.com/2012/05/dari-irshad-manji-untuk-anak-kita.html)

Anthony Flew VS Richard Dawkins
Kebalikan dari Richard Dawkins yang masih atheis hingga sekarang, justru ilmuwan terkenal lainnya yang semula ateis kini mempercayai adanya Tuhan. Flew menyesali apa yang pernah dilakukannya dulu, yaitu menganjurkan atheisme pada banyak orang. Dia berkata, "Karena orang-orang sudah pasti terpengaruh oleh saya, saya ingin berusaha dan memperbaiki kerusakan besar yang mungkin telah saya lakukan."

Dari segi pengalaman dan umur, Prof. Flew jauh lebih hebat dan lebih senior daripada Dawkins. Berita tentang "taubat"nya Flew ini menjadi berita hangat dibeberapa media terkenal. Silahkan baca: http://philosophynow.org/issues/47/Letter_from_Antony_Flew_on_Darwinism_and_Theology 

Mengapa Orang Atheis Sangat Membenci Islam?
Karena mereka tahu Islam adalah antitesis dari kepercayaan mereka. Di dalam Al-Qur'an bertaburan ayat tentang Sang Maha Pencipta. Dan, seorang muslim artinya berserah diri kepada Allah. Dalam artian tunduk,patuh, menjalankan syariat-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketika mereka menyeru atheisme, rasa-rasanya sulit bagi mereka untuk tidak menghajar Islam dan penganutnya. Karena, Islamlah penghalang yang masih murni ajarannya. Dan, dalam sejarah terbukti agama yang paling sulit ditaklukan, dipreteli, dimanipulasi adalah Islam. Mungkin juga kebencian Dawkins terhadap Islam disebabkan masih tersimpannya Sindrom Perang Salib dalam dirinya sebagaimana terjangkiti pada orang-orang Barat kebanyakan. Ketika Islam mengusik ketenangannya, dia kemudian menggunakan jurus terakhirnya untuk menghancurkan Islam dengan cara melancarkan tuduhan keji sebagaimana yang disampaikan berita di atas. Oleh karena itu, ketika Anda menemukan orang-orang atheis membenci Islam, janganlah Anda merasa heran.

1 komentar: