Minggu, 29 Desember 2013

Semakin Berilmu, Semakin Rendah Hati

Saya benar-benar terkesima dengan kata-kata berikut ini: "Sekali lagi, berbeda dengan apa yang mungkin kita bayangkan, sains belum menunjukkan tanda-tanda akan mencapai penghabisan. Sebaliknya, tampaknya kita makin jauh dari mencapai keadaan mahatahu. Kini sudah jelas bahwa banyak, kalau bukan sebagian besar, fenomena alam yang tak akan dipahami hingga tingkat yang dulu disangka dapat dipahami. Kemunculan konsep kekacauan (chaos) dan ketidakpastian kuantum (quantum uncertainty) telah memunculkan batas-batas yang tak dapat dilampaui pada apa yang bisa kita ketahui."

Kata-kata diatas disampaikan oleh Prof. Robert Matthews, seorang ahli fisika terkemuka. Bagi saya, kata-kata ini adalah perkataan yang jujur dari seorang yang menyibukkan dirinya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sementara itu di sisi lain saya pernah membaca pernyataan seseorang yang baru memiliki sedikit ilmu tapi congkaknya minta ampun. Bahkan dengan beraninya mengatakan Tuhan itu tidak ada. Orang yang sombong biasanya dangkal ilmunya. Air beriak tanda tak dalam. Begitu peribahasa mengatakan.

Sedangkan bagi orang yang berilmu tinggi seperti padi, makin berisi semakin merunduk. Semakin berisi, semakin menyadari kekurangan yang ada pada dirinya. Semakin berilmu, semakin menyadari betapa masih banyak yang belum dia ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar