Karz bin Wabrah selalu mengkhatamkan Al-Quran 3X setiap hari. Bagaimana dengan kita? Apakah sudah membaca Al-Quran hari ini atau belum, jangan tanya berapa juz, tapi mungkin dua halaman saja.
Abu Muhammad Al Jahiri bermukim di Mekkah selama 1 tahun. Beliau tidak tidur, tidak berbicara, tidak bersandar ke dinding dan tidak duduk melonjorkan kaki. Abu Bakar Al Kitani bertanya kepada beliau, "Bagaimana anda bisa kuat seperti ini?" Beliau menjawab, "Allah Maha Mengetahui ketulusan batin saya sehingga dengan demikian Dia menolong kekuatan lahiriyah saya."
Imam Ahmad shalat sunah 300 rakaat setiap hari, bila sakit shalat sunah 150 rakaat. Kita mungkin melaksanakan shalat sunah ketika sehat walaupun cuma rawatib, tapi bagaimana bila kita sakit? Misalnya sakit kepala, apa kita juga melaksanakan shalat sunah?
Dalam biografi Sa’id bin Al Musayyib rahimahullah di kitab Tahdzib At Tahdzib disebutkan, “Selama 40 tahun tidaklah dikumandangkan adzan melainkan Sa’id telah berada di masjid.”
Muhammad bin Sama’ah rahimahullah berkata, “Selama 40 tahun aku tidak pernah luput dari takbiratul ihram (bersama imam) walaupun sehari saja kecuali ketika ibuku meninggal dunia.”
Abdullah, putra Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Ayah membaca Al-Qur’an setiap harinya 1/7 Al-Qur’an. Beliau tidur setelah Isya dengan tidur yang ringan kemudian bangun dan menghidupkan malamnya dengan berdoa dan shalat.
Al Qodhi Taqiyuddin Sulaiman bin Hamzah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Aku tidaklah pernah shalat fardhu sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat sendirian, aku merasa seakan-akan aku tidak shalat.”
Di Rabiah Al Adawiyah baru-baru ini kita lihat bagaimana orang-orang berkumpul disana guna shalat berjamaah, membaca Al-Quran hingga berjuz-juz banyaknya. Tidaklah heran bila banyak di antara mereka mampu menamatkan membaca Al-Quran 3 hari sekali. Di antara mereka rela tidur di dalam tenda yang pengab dan panas, belum lagi udara di malam hari yang dingin. Mereka meninggalkan kenyamanan duniawi demi sebuah cita-cita yang mulia.
Seandainya mereka tidak memiliki kekuatan iman, bahwa kebaikan yang dilakukannya akan dibalas Allah di akhirat nanti, niscaya amal salehnya ikut berkurang kuantitas maupun kualitasnya.
Bila ada orang yang mengaku beriman tapi sering mengabaikan kewajiban, gemar berbuat maksiat, dan sedikit beramal, artinya orang itu belumlah beriman. Orang yang beriman lagi beramal saleh itu seperti bunga yang tidak sanggup untuk menahan keharumannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar