Minggu, 11 Agustus 2013

Ikhwanul Muslimin Sebagai Gerakan Damai

Ternyata prediksi saya kali ini salah tentang keadaan pasca kudeta. Benar2 meleset. Bayangan saya waktu itu, pendukung Morsi akan ngamuk dan Mesir seketika jadi medan perang. Ternyata sampai hari ini tetap aman2 saja. Kok bisa ya? Padahal massa yg turun ke jalan jutaan. Tapi tak ada bakar-bakaran, penjarahan massal dst. Padahal, biasanya dinegara manapun, kalo massa dijalanan jumlahnya lebih dari seribu orang, ini sudah menimbulkan kekalutan. Benar2 salah telak analisa saya kali ini. (Hamid Barkani, Mahasiswa Universitas Al-Azhar)

Komentar:

Saya membaca status dari sahabat saya. Itu adalah status yang sangat baik. Selama ini tuduhan buruk mengarah kepada IM: IM suka dengan kekerasan, IM suka memaksakan kehendak. Tuduhan itu sering sekali saya dengar dari kalangan militer, aktivis Islam Liberal, orientalis, dan sebagian kecil orang-orang al azhar yang pro mubarak. 

Sejak awal berdiri IM adalah gerakan damai. Sebagaimana terlihat dari sepak terjang pendirinya, Imam Hasan Al-Banna. Beliau berdakwah dari kedai kopi atau tempat2 hiburan yang satu ke tempat yang lain. Bahkan seorang sahabatnya sering melihat Imam Hasan Al-Banna menangis di tahajudnya dan berkata keinginannya untuk berdakwah kepada mereka baik tua, muda, hingga bayi sekalipun. 

Perlawanan IM justru sangat jelas terlihat ketika bertempur melawan Israel. Dan kemenangan mereka saat pertempuran itu membuat kaget Israel dan sekutu-sekutunya. Kemudian Israel berkolaborasi dengan orang dalam mesir sendiri untuk menangkap aktivis IM. Sepulang dari Palestina, bukannya disambut bak pahlawan, IM justru dijebloskan ke dalam penjara, sebagiannya dibunuh, sebagiannya lagi disiksa hingga mati. Keadaan seperti ini melahirkan sosok Sayyid Quthb yang pemikirannya memberikan kekuatan aqidah kepada semua aktivis IM. Hanya saja sebagian kecil menjelma menjadi kekuatan bersenjata dan menganggap saudara mereka yang menindas mereka sebagai kaum kafir. 

Hingga kini, meskipun dari dulu tokoh-tokohnya sering keluar masuk penjara, tidak pernah ada aksi kekerasan. Ini saja sudah menjadi dalil yang kuat betapa mereka sangat menjauhi aksi-aksi kekerasan. "Perlawanan" mereka salurkan kepada dakwah yang gencar baik skala lokal maupun global. Karya2 mereka tersebar. Ikhwan tidak hanya dikenal rakyat Mesir, tetapi juga dicintai orang-orang di negara-negara sekelilingnya, di Indonesia, hingga Amerika sekalipun. 

Cara IM saat ini dalam menghadapi militer mungkin memerlukan waktu yang tidak sebentar, memerlukan daya tahan membaja yang luar biasa dari para kader-kadernya. Tapi memunculkan simpatik yang cukup luas. IM semakin dicintai. Mereka orang-orang terzalimi. Allah akan mengangkat mereka sebagaimana Nabi Yusuf yang terzalimi diangkat menjadi Raja Mesir. Insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar