Selasa, 16 Oktober 2012

Dahsyatnya Kejujuran

Saya merasakan dahsyatnya sebuah kejujuran. Kisah ini saya alami ketika saya masih duduk dibangku SMA. Maaf, banyak teman saya yang menyontek ketika sedang ujian. Alasannya tentu ingin mendapat nilai yang bagus. Saya mencoba bertahan untuk tidak melakukannya. Tapi tetap saja ada dorongan di dlm hati utk mnyontek. Saya takut akan mendapat nilai yang jelek bila saya tidak dapat mengerjakan soal-soal tersebut.

Kenyataannya ada beberapa materi ujian yang saya tidak tahu jawabannya. Pikiran saya pun kembali berburuk sangka. Namun segera saya sadari bahwa hal itu bukanlah suatu kebaikan. Saya tertunduk dengan menundukkan kepala saya, lalu saya berdoa di dalam hati memohon pertolongan-Nya. Tiba-tiba saja saya merasa menemukan jawabannya. Saya tulis jawaban itu sekena yang ada di dalam pikiran saya. Selesai ujian, saya cek jawaban saya, dan saya temukan jawaban saya itu betul.

Saya ingat pada saat itu saya mendapat nilai 7 lebih. Saya terhindar dari mendapat nilai buruk dihadapan manusia terlebih nilai buruk dihadapan Allah. Sudah 17 tahun lamanya peristiwa itu terjadi, masih saya ingat hingga saat ini. Bila mengingatnya, saya bertanya dalam hati: Masihkah kejujuran itu ada dalam diri saya bila saya mengharapkan pertolongan Allah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar