Rabu, 22 Januari 2014

Nuklir dan Keseimbangan Kekuatan Dunia

Dulu, saya pernah membaca sebuah majalah islam edisi tahun 90-an yang memberitakan tentang pembunuhan yang menimpa ilmuwan-ilmuwan nuklir muslim dari berbagai negara Islam. Saya mencoba mencari informasi mengenai hal ini di internet dan saya temukan informasinya di web ini:http://r-merah.blogspot.com/2012/12/misteri-pembunuhan-enam-ahli-nuklir.html

Mengapa mereka dibunuh? Dari majalah yang saya baca itu, si penulis berita menyimpulkan bahwa pembunuhan itu adalah konspirasi musuh-musuh Íslam terutama Israel yang tidak senang jika sebuah negara Islam memiliki nuklir. Faktanya Mesir pernah memiliki program senjata nuklir antara 1954 dan 1967. Namun atas desakan negara seperti Amerika dan sekutunya, akhirnya Mesir menandatangani traktat perjanjian anti nuklir.

Salah satu ilmuwan nuklir muslim yang masih hidup adalah DR. Abdul Qadir Khan. Beliau dijuluki bapak nuklir Pakistan, karena berkat jasa beliau, Pakistan kini mempunyai nuklir. Pihak Barat sebenarnya tidak menyangka sebelumnya, bagaimana seorang Abdul Qadir mampu membangun instalasi nuklir di Pakistan. Ternyata Abdul Qadir yang saat itu bekerja di instalasi nuklir Amerika Serikat "mencontek" apa yang dia ketahui.

Contekannya itu bukan berwujud tulisan yang dia salin dikertas, tapi berdasarkan daya ingat. Sepulang dari bekerja, dia mencatat apa yang dia lihat ketika berada di instalasi nuklir. Setelah pengetahuan lengkap dia kuasai, dia kembali ke negerinya (Pakistan) untuk mengembangkan teknologi nuklir. Apa yang terjadi setelah Pakistan mampu membuat bom atom? India tidak berani macam-macam. Keadaan sangat jauh berbeda sewaktu Pakistan belum memiliki bom atom; diremehkan.

Beberapa waktu yang lalu saya membaca tulisan DR. Aidh Al Qarni di eramuslim.com mengenai pentingnya negara islam membuat bom nuklir dan persenjataan canggih lainnya sebagai perimbangan kekuasaan. Tulisan itu seruan yang bagus dari seorang doktor di bidang hadits. Jarang-jarang ada doktor di bidang hadits ngomong seperti berikut ini:

"Barat terus melakukan aksi ekspansi jihadnya meluas di seluruh dunia tetapi di sisi lainnya mereka melarang kita (Muslim) untuk melakukan hal yang sama ?

Di sini saya berbicara fakta bahwa Barat telah menghasilkan rudal nuklir, tapi mereka mencegah kita melakukan hal itu, mereka dibiarkan menempati tanah kami sementara mereka sangat ketat melindungi wilayahnya sendiri, dan mereka invasi pada lautan kami, dan mereka menjaga ketat wilayah lautnya dari pihak lain.

Pabrik mereka memproduksi roket, bom, rudal, fregat, peluncur roket dan kapal induk, sementara pabrik-pabrik kami hanya diperbolehkan memproduksi permen karet dan Pepsi.

Barat memperingatkan kita tentang larangan tindakan agresi kemanapun dan upaya memperoleh senjata, sementara itu mereka meluncurkan serangan kemanapun dan distribusi senjata siang dan malam ke daerah yang mereka inginkan.

Hal ini karena Barat adalah cerdas dan tahu bahwa ”Kekuatan” yang merupakan sumber dari segala sosok kehormatan dan keagungan." (http://www.eramuslim.com/nasehat-ulama/wahai-muslim-buatlah-roket-nuklir-bom-dan-jangan-buat-puisi.htm#.Ut90i9L-Irh)

Dulu Indonesia punya Prof. Ahmad Baiquni, ahli fisika nuklir pertama sehingga bisa dibilang beliau adalah bapak nuklir Indonesia, namun sayang keahlian beliau tidak dimanfaatkan dengan baik. Karena Indonesia harus tunduk pada undang-undang anti nuklir dunia. Padahal yang membuat undang-undang itu adalah negara-negara maju terutama dari Barat yang notabene memiliki hulu leedak nuklir dinegaranya masing-masing.

Undang-undang anti nuklir (Non Proliferasi Nuklir) diadakan karena adanya kekhawatiran terjadinya perang nuklir di masa depan. Amerika Serikat cs takut nuklir-nuklir itu disalahgunakan. Bagi Amerika, yang berhak mempunyai nuklir hanya kelompok mereka saja karena mereka merasa lebih beradab dibanding negara-negara lain. Ini adalah kebohongan besar Amerika dkk. Padahal hakikatnya mereka sedang berupaya mengamankan kekuasaan mereka sebagai polisi dunia. Sejarah membuktikan justru Amerika-lah yang pertama kali menggunakan nuklir untuk menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.

Sudah seharusnya negara-negara Islam mempunyai teknologi nuklir sebagai upaya menjaga kehormatan dari pengkerdilan musuh-musuh Islam. Apabila ada lembaga-lembaga anti nuklir menentangnya tidak perlu risau, toh mereka tidak menentang kepemilikan nuklir di negara seperti Amerika dan Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar