Tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad telah terlihat sejak
beliau belum menjadi seorang Nabi dan Rasul. Saat Muhammad masih berumur 12
tahun, beliau mengikuti ekspedisi dagang pamannya, Abu Thalib, hingga ke negeri
Syam.
Ia akhirnya menemukan tanda kenabian itu di
punggung Muhammad, di antara kedua pundaknya, lalu ia mencium tanda itu.
Menyaksikan tanda-tanda kenabian itu, sang pendeta pun berpesan kepada Abu
Thalib agar menjaga keponakannya itu dengan hati-hati, karena dia adalah calon
rasul yang dinanti umat manusia.
Gereja Buhaira di Bushra Suriah sebagaimana dimuat di laman wikipedia
Saat tiba Bushra yaitu daerah antara Syam dan Hijaz, seorang pendeta nasrani
bernama Buhaira menemui Abu Thalib. Pendeta itu melihat keajaiban pada
rombongan kafilah dagang Abu Thalib. Perhatiannya tertuju pada sosok pemuda
yang tak lain adalah Muhammad. Setiap kali Muhammad melangkah, maka sekumpulan
awan senantiasa menaunginya.
Sang pendeta pun segera menghampiri Muhammad. Buhaira
memeriksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang
diterangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu.
Buhaira
juga berpesan kepada Abu Thalib agar ia berhati-hati terhadap rencana jahat
orang Yahudi. Allah telah mentakdirkan nabi terakhir berasal
dari bangsa Arab dan nabi itu adalah Muhammad. Sementara orang-orang
Yahudi menginginkan agar status kenabian itu selamanya milik Bani Israel.
Itulah sebabnya mereka akan selalu berusaha untuk membunuh Muhammad jika mereka
mendapat kesempatan.
Prediksi Buhaira dari Kota Bushra itu menjadi kenyataan.
Ketika menginjak usia 40 tahun, Muhammad memperoleh wahyu saat menyendiri di
Gua Hira. Nabi Muhammad menjadi rasul penutup bagi umat manusia yang hidup di
akhir zaman.
Buhaira telah membuktikannya sendiri tanda-tanda kenabian
yang tercantum di dalam kitab suci agama samawi sangat cocok pada diri
Muhammad, sehingga dia tidak lagi ragu untuk menasehati Abu Thalib agar
betul-betul menjaga Muhammad.
Nasehat Buhaira ini betul-betul dipegang teguh oleh Abu
Thalib. Terbukti jika Abu Thalib meskipun masih kafir adalah seorang pelindung
Muhammad yang paling gigih. Wafatnya Abu Thalib membuat Rasulullah Saw. merasa
kehilangan. Sehingga tahun di mana Abu Thalib wafat menjadi penyebab disebut
sebagai tahun kesedihan.
Semakin terbuktilah kebenaran firman Allah Swt. yang berbunyi,
"(Nabi Isa As. berkata): 'Dan
(aku) memberikan kabar gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku yang
bernama Ahmad (Muhammad)'." (QS.
Ash Shaff: 6).
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar