Seseorang bertanya kepada Imam Ibnu al-Jauzy, “Manakah yang lebih baik bagiku, bertasbih atau beristighfar?” Beliau menjawab, “Pakaian yang kotor lebih membutuhkan sabun daripada minyak wangi.”
Maksud dari perkataan Imam Ibnu al-Jauzy adalah, beristighfar lebih utama dilakukan untuk “mencuci pakaian yang kotor dari segala noda.” Sedangkan kita ketahui bahwa setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, baik sedikit maupun banyak. Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila seseorang melakukan sesuatu dosa, maka titik hitam itu akan terhapus. Jika tidak, titik hitam itu akan tetap melekat.” Apabila titik hitam itu sudah melekat ke dalam hati maka hati pun menjadi gelap dan keras sehingga menghalangi seseorang dari petunjuk-Nya.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat baik bagi kita memperbanyak istighfar. Salah satu wasiat Nabi Saw. – sebagaimana diriwayatkan Ibnu Khuzaimah – pada hari terakhir bulan Sya’ban adalah hendaknya kita membaca istighfar sebanyak-banyaknya, karena hal itu akan mendatangkan keridhaan Allah.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat, di mana kita lihat orang-orang memperbanyak ibadah. Di saat bulan lain jauh dari Allah, pada bulan ini kita berusaha sedekat mungkin dengan-Nya.
Membaca istighfar sebanyak-banyaknya dapat menguatkan hati, mendorong beramal, memadamkan api kegelisahan, memberi rezeki dari arah yang tidak di duga-duga, dan memberikan cahaya pada hati dan wajah. Alangkah ruginya kita bila tidak memperolehnya pada bulan ini karena segala karunia itu menjadi begitu mudah didapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar