Senin, 02 Juli 2012

Indikasi Riya

Shalih Al-Marri rahimahullah adalah seorang ahli ibadah Bashrah yang wafat 172 H. Suatu saat beliau menyampaikan mengenai indikasi riya pada hati manusia,"Barangsiapa mengklaim bahwa dirinya ikhlas dalam ilmu maka hendaklah ia melihat dirinya jika manusia menyebut dia jahil dan riya’. Kalau dadanya lapang terhadap penilaian itu maka ia benar. Kalau ia sempit dada karena penilaian itu maka ia memang beramal dengan riya`.” (Tanbih Al Mughtarrin, hal. 15).

Subhanallah, seringkali karena keegoan dan kesombongan, kita tidak dapat menerima komentar negatif itu. Padahal bisa jadi apa yang dikatakan orang itu benar. Hanya saja kita meresponnya dengan sangat berlebihan. Sehingga akhirnya kita terbelenggu dan terjebak dalam perangkap setan. Kemudian timbullah kemarahan di dada, bisa tersimpan di dalam hati, bisa juga keluar lewat kata-kata. Ketika kita berkata, maka yang kita katakan itu diluar kendali kita. Seolah-olah ingin menunjukkan kehebatan diri kita. Padahal kita tidak seperti yang kita katakan.   

Riya merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. menjawab, “Riya. Allah berkata di hari kiamat ketika membalas amal-amal hamba-Nya, ‘Pergilah pada yang kamu berbuat riya di dunia dan perhatikanlah, apakah kamu mendapatkan balasannya?’” (HR Ahmad).

Di antara doa yang diajarkan Rasulullah Saw. agar hati ini ikhlas dan tidak riya adalah doa yang berbunyi: 

 اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ 

Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a’lam “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad)

Komentar negatif adalah ujian bagi kita apakah kita mampu bersabar atau tidak. Bila kita berhasil melewatinya tanpa kegaduhan, bahkan kita semakin bersemangat dalam beramal, mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang ikhlas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar