Senin, 07 Mei 2012

Keutamaan Menjaga Pandangan

Di era informasi ini, di mana informasi yang masuk datang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Setiap informasi entah yang baik atau buruk dapat kita nikmati setiap detiknya. Era ini adalah era keterbukaan, di mana banyak wanita membuka aurat, keimanan kita benar-benar di uji. Godaan untuk melakukan zina mata menjadi terbuka lebar. Setiap detik, si sekeliling kita, kita ditawari dengan aurat-aurat yang seharusnya tertutup.

Tapi, kita sebagai muslim tahu jika Allah Maha Melihat. Dan Dia juga tahu dengan kegelisahan hati kita melihat bentuk kemungkaran ini. Dia tidak mungkin membiarkan kita tanpa ada keuntungan yang akan kita peroleh apabila kita menundukkan pandangan kita dari apa yang diharamkan-Nya. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokan seorang wanita, Allah akan mengganjarnya dengan limpahan iman yang terasa begitu manis di dalam hatinya.”

Ya, kelezatan iman. Sebuah kelezatan yang tiada tara, melebihi kelezatan-kelezatan inderawi. Karena ia berada di dalam hati, kemudian menenteramkan raga dan menganugerahkannya kesehatan, kecerdasan, dan kekuatan yang paripurna. Kelezatan yang menggugah kesadaran dan memunculkan pencerahan perilaku.

Duhai sahabatku, jagalah pandangan Anda dari melihat hal-hal yang diharamkan-Nya. Sesungguhnya pandangan mata yang khianat ibarat panah iblis beracun yang kemudian menyebar ke jiwa raga. Akal Anda akan gelap, hati Anda ternoda dan sedikit demi sedikit mengeras, dan akhlak Anda pun menjadi tercela. Oleh karena itulah, Ibnu Mas’ud Ra. pernah menasihati salah seorang sahabatnya yang sedang memandang seorang wanita, “Seandainya kedua matamu itu dicukil, maka itu lebih baik (daripada digunakan untuk memandang wanita tersebut).”

Siapa yang menginginkan kelezatan iman, kelembutan perasaan, dan kepekaan nurani, maka tundukkanlah pandangan mata dari hal-hal yang diharamkan-Nya. Abul Husain al-Warraq berkaitan tentang masalah ini, “Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari objek yang diharamkan untuk dipandang, maka dengan perbuatan itu Allah akan memberikannya hikmah pada lidahnya yang dengan itu ia memberikan petunjuk kepada orang yang mendengarkannya. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari syubhat, maka Allah memberikan cahaya dalam hatinya dengan cahaya yang meneranginya menuju jalan keridhaan-Nya.”

Apakah kita tidak menginginkan semua kenikmatan itu? Kenikmatan abadi yang dapat mengubah “batu” menjadi “emas”, membuat hati yang keras menjadi lembut, membuat perangai yang kasar menjadi santun, membuat pemarah menjadi pemaaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar