Kamis, 24 Mei 2012

Hasibullah Sastrawi Menghina Gerakan Islam Mesir

“Sedangkan kelompok islamis tak lain adalah “para pembajak” revolusi yang tidak keluar “keringat” sedikit pun dalam aksi menumbangkan Mubarak kecuali pada masa-masa terakhir, tepatnya setelah Hosni Mubarak berhasil dilengserkan.” (http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/497156/)

Pada awalnya tulisannya biasa-biasa saja, namun pada paragraf terakhir Hasibullah Sastrawi menyingkap belangnya; menghina gerakan Islam Mesir! Dia menganggap bahwa gerakan Islam telah membajak reformasi Mesir. Kesimpulan konyol, tuduhan dan fitnah yang keji. 

Pertama, tulisan itu ditulis oleh orang yang berpikiran liberal. Yang kata-katanya tidak objektif, penuh iri dan dengki, dan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Mereka adalah kelompok yang sangat terpukul dengan kemenangan kelompok Islam dan kekalahan kalangan liberal di Mesir. Hati mereka sedih, terlihat dari kata-kata mereka yang penuh kebencian dan fitnah. Karena, mereka menganggap pemahaman mereka yang betul, sedangkan pemahaman gerakan Islam salah. Walaupun sudah jelas bahwa demokrasi yang menghendaki gerakan Islam sebagai pemenang, mereka menganggap kemenangan itu penuh kepalsuan; gerakan Islam hanya sebagai PEMBAJAK yang tidak keluar keringat sedikit pun!

Kedua, benarkah gerakan Islam adalah pembajak gerakan reformasi Mesir? Aneh sekali bila ada orang yang menuduh seperti itu. Bagaimana bisa disebut pembajak, bukankah aktivis Islam memang sangat dekat dengan rakyat? Tidakkah mereka baca sejarah? Atau mata hati mereka telah dibutakan oleh kebenaran? Bagaimana mungkin kelompok Ikhwanul Muslimin tiba-tiba saja mampu memenangkan pemilu Mesir? Di manakah darah para syuhada, tangisan anak cucu mereka karena ayah dan kakek mereka disiksa, dibunuh, dan diusir? Darah itu telah menjadi saksi atas kesombongan diktator dan kebencian mereka terhadap kediktatoran itu telah tertanam sangat lama. Jika tiba masanya, kemarahan mereka terhadap rezim itu tinggal tunggu waktunya.Apakah Hasibullah Sastrawi tidak membaca hal ini?

Gerakan Islam Ikhwanul Muslimin mulai sejak berdirinya penuh dengan perjuangan. Para tokoh-tokohnya ditembak mati seperti Hasan Al-Banna, digantung seperti Abdul Qadir Audah dan Sayyid Quthb, diusir dari negerinya sendiri seperti Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dan Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Dan keluar masuk penjara sudah menjadi makanan sehari-hari, mulai dari Syaikh Sayyid Sabiq hingga Asy-Syatiri.

Pemerhati Timur Tengah seperti John Esposito lebih kredibel dibandingkan seorang Hasibullah Sastrawi. Yang menurut saya berbicara dengan hawa nafsunya bukan dari fakta yang ada.John Esposito yang mengatakan bahwa kemenangan Ikhwanul Muslimin bukanlah suatu yang mengejutkan. Karena apa? Karena Ikhwanul Muslimin sangat berperan dalam kehidupan sosial dan politik di Mesir dan masyarakat di sana sangat merasakannya. Mereka adalah cikal bakal lahirnya gerakan reformasi. Baik kawan maupun lawan sudah menyadari bahwa bila pemilu dilaksanakan dengan jurdil, pasti akan dimenangkan oleh Ikhwan. 

Begitupun dengan Guru besar sejarah di Universitas Colombia, AS, Profesor Richard Bulliet menulis artikel di harian Guardian, Inggris yang dikutip aljazeera.net, juga memprediksi IM bakal mewarnai pemerintahan Mesir pasca perubahan. Karenanya, ia menyerukan Presiden AS, Barack Obama agar menerima IM selaku bagian dari pemerintahan Mesir pasca Mubarak. Dia mengatakan, “IM selama ini menjadi oposisi utama menghadapi rezim diktator. Anggota-anggotanya juga menyebar di tengah masyarakat Mesir mulai dari tingkat paling atas hingga paling bawah. Mengenyampaingkan perannya akan membuat situasi menjadi tetap tidak jelas dan memancing konflik di masa datang,” paparnya sambil mengingatkan bahwa pelaksanaan pemilu jurdil akan melegitimasi keberadaan IM dan bahkan berpeluang meraih suara terbanyak di parlemen.

Yang terakhir, cukuplah bocoran wikileaks ini sebagai bantahan yang telak bagi Hasibullah Sastrawi sebagaimana dimuat di http://ahmeddzakirin.blogspot.com/2010/12/berikut-ini-bocoran-wikileakas-atas.html :

  1. Duta besar AS, Margareth Scobey meminta maaf kepada rejim Mesir atas skandal dokumen Wikileaks.
  2. Wikileaks mengungkapkan kawat yang menyebutkan melemahnya peran Mesir sebagai mediator.
  3. Amir Qatar kepada John Kerry: Tujuan Mesir untuk tetap dalam permainan ini dan mempertahankan perannya dalam perdamaian yang dimediasi AS selama mungkin.
  4. Assad menyebut sayap Ikhwan Hamas sebagai tamu tak diundang yang harus dilibatkann jika ingin ada perdamaian di Timur Tengah.
  5. Mubarak “membenci Hamas dan menganggapnya sama dengan Ikhwanul Muslimin Mesir yang dia pandanga sebagai ancaman politik yang paling berbahaya bagi dirinya.
  6. Mesir akan bekerjasama dengan Israel melalui tukar menukar intelejen. Mencegah militant Hamas dan organisasi militant lainnya menyeberangan perbatasan Gaza serta menghabisi aktivitas militant di Mesir.
  7. Duta Besar AS, Scobey berkata:”Kami sangat menyesal pengungkapan informasi yang seharusnya rahasia. Kita sangat mengecamnya.”
  8. Amir Qatar menyatakan kepada Senator Kerry bahwa seluruh dunia tahu rejim Mesir bermasalah dengan Ikhwanul Muslimin.
  9. Rejim Mesir membantu Israel mengisolasi Hamas.
  10. Presiden Suriah menyebut Hamas sebagai tamu yang tidak diharapkan.
  11. AS mengingatkan rejim Mesir tentang bahaya penangkapan yang terus menerus atas Ikhwan dan kemungkinan konsekuensi yang akan dihadapinya.
  12. Syeikh Mohammed Bin Zayid memperingatkan bahaya pemilu bebas di negeri-negeri dimana Ikhwan kuat.
  13. 29 Maret, Senator Walsh menanyakan seberapa serius ancaman Ikhwanul Muslimin dan bagaimana AS menghadapi Negara-negara yang mendukung Hamas.
  14. Presiden Qatar Amir Hamad bin Jassim mempertanyakan cara Mubarak dalam menghentikan laju kekuatan Ikhwanul Muslimin dimana pemerintah Mesir telah menjebloskan ke penjara puluhan ribu aktivis Ikhwan tanpa proses hukum.
  15. Kawat diplomatic dikirim ke Menlu di Februari 2010 yang mengungkapkan bahwa rejim Mesir skeptic dengan peran AS dalam mempromosikan demokrasi karena langkah tersebut hanya akan memperkuat Ikhwanul Muslimin.
  16. Mubarak menyatakan bahwa Ikhwan adalah ancaman internal terbesarnya.
  17. Putra mahkota Abu Dhabi menyatakan bahwa jika ada pemilu bebas, Ikhwan akan menang di negeri itu.
  18. Jika ada demokrasi di Mesir maka Ikhwan akan mendapatkan kekuasaan sehingga mengancam hubungan Mesir dengan Israel.
  19. PM Tunisia Ben Ali memprediksikan cepat atau lambat Ikhwan akan mengambil alih kekuasaan.
  20. Kepala intelejen Mesir berjanji melakukan tekanan atas Hamas di Palestina.
  21. Duta besar AS memberitahukan bahwa Husni Mubarak akan memenangkan pemilu curang tahun depan, dan berkuasa selama 30 tahun.
  22. AS menyebut Husni Mubarak sebagai pemimpin seumur hidup.
  23. Mubarak membenci Ikhwan karena menantang kekuasaannya dan mempertanyakan pandangannya atas kepentingan Mesir. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar