Senin, 21 Mei 2012

Menemukan Kembali Kebahagiaan Yang Hilang


Baru saja saya menyaksikan sebuah tayangan televisi yang cukup menggugah hati saya. Diceritakan seorang wanita yang bertubuh gemuk hingga mencapai berat badan 600 kg. Dengan tubuh seberat itu namanya dimasukkan ke dalam Guiness Book of Record.

Para dokter menyarankan, seharusnya dengan tinggi tubuh wanita itu berat tubuh idealnya 70 kg. Namun wanita itu sama sekali tidak menghiraukannya. Dia tetap saja makan dengan lahapnya.

Tampaknya ada yang aneh dengan wanita itu. Sekalipun berat badannya terus meningkat dan ia menderita sejumlah penyakit, namun hal itu semua tak dihiraukannya. Setiap hari dengan setia 11.000 kalori makanan ia santap. Sungguh jumlah yang luar biasa dan sulit di cerna oleh akal sehat.

Ternyata dugaan saya benar, wanita itu tengah mengalami gangguan pada kejiwaannya. Apakah yang sebenarnya terjadi pada wanita itu? Ternyata, di waktu kecil ia pernah mengalami banyak penyiksaan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dan untuk mengalihkan kesedihan dan trauma itu, ia melarikannya pada banyak makanan. Katanya, dengan banyak menyantap berbagai jenis makanan dirinya merasa lebih bahagia dan dapat melupakan segala trauma masa lalunya itu.

Begitulah yang ada dalam benaknya. Namun benarkah apa yang dilakukannya itu merupakan solusi baginya? Dia terus-menerus makan. Hingga di dalam dirinya terdapat sejumlah penyakit karena kelebihan berat badan. Menurut saya, dia telah terjebak pada persepsi setan. Hal ini seperti orang yang menghadapi problematika hidup, kemudian dia larikan diri pada perbuatan maksiat seperti minum-minuman keras. Bukan solusi yang dia dapat malah masalah itu bertambah banyak dan bertambah berat. Dia hanya menipu dirinya sendiri. Pada hakikatnya dia sedang putus asa walaupun dia mengatakan sebaliknya dihadapan orang. Semua yang ia lakukan tak lebih dari melarikan diri dari masalah yang sesungguhnya. Hatinya menangis walaupun lisannya berkata sebaliknya. Solusi tidak mungkin di dapat kecuali dengan jalan yang baik, bukan dengan jalan yang buruk.

Pada akhirnya dia dibawa ke rumah sakit karena penyakitnya bertambah parah. Beruntung dia memiliki seorang suami yang penyayang dan penyabar, yang selalu menemaninya di saat genting itu. Banyak juga temannya yang memberi perhatian dan motivasi untuk dirinya agar mampu bertahan dan berjuang untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.

Berkat perhatian, kasih sayang serta dukungan suami dan teman-temannya itulah yang memberi dia kekuatan untuk bangkit lagi. Semangatnya tumbuh untuk memperbaiki diri. Dia mulai meyakini bahwa apa yang dilakukan selamanya ini hanyalah sebuah bentuk pelarian yang sama sekali tidak berguna. Kemudian operasi dilakukan untuk mengangkat lemak pada kulitnya. Dia juga melakukan diet dan olahraga secara kontinyu. Kini dia seolah menjadi manusia baru, melupakan masa lalunya dan dengan bahagia menatap masa depan yang jauh lebih cerah.

Setelah semua itu ia lakukan, tubuhnya berkurang hingga menjadi 100 kg. Suatu pekerjaan yang sangat spektakuler. Dari berat tubuh 600 kg menjadi 100 kg merupakan pekerjaan yang sulit dilakukan kecuali bagi mereka yang menginginkan perubahan mendasar dalam hidupnya. Sehingga pihak Guiness Book of Record juga berhak memberinya penghargaan sebagai wanita yang menurunkan berat badannya dengan cepat.

Saat ini, dia menjadi seorang konsultan bagi mereka yang menderita kelebihan berat badan (obesitas). Dia selalu memberikan semangat kepada orang-orang yang putus asa untuk dapat bangkit lagi seperti sediakala. Hingga banyak orang yang mencintai dan menghormatinya.

Sahabatku, hikmah apa yang dapat kita ambil dari kisah itu? Saya ingin menuliskan kepadamu hikmah apa saja yang telah saya dapatkan dari kisah mencerahkan itu. Pertama, kesedihan yang berkepanjangan ternyata dapat merusak kesehatan kita, tidak hanya fisik tetapi jauh dari itu mentalitas kita juga akan terganggu.

Kedua, masa lalu yang suram, yang selalu diingat-ingat dalam benak kita hanya menimbulkan kerusakan yang jauh lebih parah daripada kita tidak mengingatnya sama sekali.

Ketiga, perbuatan buruk tidak mungkin dapat disembuhkan dengan perbuatan buruk lagi. Perbuatan buruk hanya menimbulkan perbuatan buruk yang lainnya. Perbuatan buruk itu ibarat penyakit menular! Kebahagiaan hakiki adalah manakala kita menebarkan jala kebaikan ketika hati tersakiti. Kebahagiaan hakiki adalah saat kita menorehkan kebaikan dalam lembar perjalanan hidup kita. Kebahagiaan hakiki adalah ketika orang merasa bahagia dengan kebaikan yang telah kita lakukan kepadanya.

Keempat, keburukan yang selama ini kita lakukan hanya memberikan kepalsuan, bukan diri kita sebenarnya. Kita seolah-olah terhijab untuk mengenal siapa diri kita sebenarnya. Dan pada akhirnya kita tidak mengenal Tuhan kita. Yang ada justru kita semakin jauh dari-Nya.

Kelima, sekalipun manusia diberi instink untuk “menghindar” atau “melawan” ketika menghadapi sebuah persoalan, tetapi jika kita sanggup untuk melawan lalu mengapa kita menghindar?

Keenam, beruntunglah bagi mereka yang memiliki sahabat, di mana sahabat-sahabatnya itu senantiasa memberikan motivasi dan semangat untuk menjalani hidup ini lebih baik. Berhati-hatilah dalam memilih teman!

Sahabatku, demikianlah lima hikmah yang telah kuperoleh hari ini. Semoga kita menjadi hamba yang diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin Ya Allah ya Rabbal Alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar