Minggu, 27 Mei 2012

Penutup Para Nabi dan Keimanan pada Al-Qur'an

Keyakinan seorang muslim bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah penutup para Nabi adalah keyakinan yang mutlak. Keyakinan ini akan berimplikasi kepada keimanan kita pada Al-Qur'an. Karena, Al-Qur'an telah menjelaskan dengan gamblang bahwa tidak ada risalah lagi setelah Al-Qur'an. 

Bila kita tidak meyakini Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi terakhir, maka berarti kita tidak lagi beriman kepada apa yang diturunkan kepada beliau, yakni Al-Qur'an. Al-Qur'an sendiri telah menyebutkan bahwa eksistensinya senantiasa dijaga oleh Allah hingga hari kiamat. Bahwa inilah risalah terakhir yang akan menjadi saksi bagi manusia, sehingga manusia tidak lagi membuat-buat alasan mengapa dia tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dalam sejarah, Al-Qur'an benar-benar telah teruji kebenarannya. Yaitu, kehadirannya senantiasa mampu menjiwai zaman. Ia tidak berhenti pada satu zaman tertentu. Ia senantiasa up to date sehingga mampu menginspirasi banyak orang untuk mengamalkannya. Tidak mengakui Al-Qur'an sebagai risalah terakhir berarti telah menyalahi sunnatullah ini. Karena, sejak diturunkannya, Allah telah mempatenkan kebenaran hal ini, sehingga tidak bisa lagi ada manusia yang mengaku-ngaku sebagai Nabi atau pembawa risalah setelah Al-Qur'an. Dan terbukti, umat Islam senantiasa dapat bangkit dengan keberadaan Al-Qur'an di sisinya dan mengalami kemunduran bila meninggalkan Al-Qur'an.

Oleh karena itu, apabila ada kelompok mengatakan bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad, maka dia bukan lagi seorang muslim. Hal ini adalah harga mati yang tidak bisa diganggu gugat lagi. Bahkan para sahabat Nabi dengan dikomandoi Abu Bakar As-Shiddiq menghancurkan Musailamah Al-Kadzdzab yang mengaku sebagai Nabi. Dalam rentang sejarah, kaum muslimin dengan tegas menghentikan setiap kelompok yang mensyiarkan bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar