Selasa, 08 Mei 2012

Meraih Semangat Baru


Saya sangat senang membaca buku-buku sejarah tokoh terkemuka, mulai dari agamawan hingga ilmuwan. Saya pun banyak membeli buku-buku itu dan juga mengumpulkan sejarah tokoh, baik dari koran, majalah maupun internet. Bagi saya, ini adalah pekerjaan yang mengasyikkan, investasi yang menguntungkan, dan ilmu yang memberikan pelajaran. Dari disinilah dimulainya semangat baru itu.

Ketika waktu senggang atau semangat saya sedang menurun, saya membaca sejarah tokoh-tokoh itu. Tiba-tiba seperti ada yang membisik dalam hati, “Jika mereka bisa, mengapa kamu tidak bisa? Lihatlah mereka, sama-sama manusia seperti kamu!” Bisikan itu menghentakkan kesadaran saya, membangkitkan semangat saya. Saya meralat setiap kemalasan yang terjadi pada diri saya, menjadi gerak penuh semangat. Mulailah saya beraktivitas, membaca dan menulis dengan penuh antusias hingga tak terasa sudah berjam-jam saya melebur di dalamnya. Jika saya membaca, itu untuk kebaikan saya sendiri. Jika menulis, itu pun untuk kebaikan saya sendiri. Walaupun mungkin tulisan-tulisan saya tidak dimuat, tapi saya tidak berhenti berharap. Mungkin dari 100 tulisan saya yang tidak dimuat, pada urutan 101 baru dimuat.

Sejarah tokoh-tokoh itu menjadi cermin untuk saya, bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada, bagaimana mereka tekun belajar, membaca, menulis, dan melakukan aktivitas yang berguna lainnya. Dari yang saya baca, tidak ada satupun tokoh terkemuka itu tiba-tiba terlahir sebagai tokoh terkemuka, dan tak ada satupun tokoh yang malas-malasan dalam mengerjakan sesuatu. Semuanya tidak lain diperoleh melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan. Tak sedikit di antara mereka bukan orang yang jenius. Tetapi karena kerja keras yang tak kenal lelah, mereka mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Bahkan lebih dari apa orang-orang yang jenius itu dapatkan!

Jika ada dua orang, yang satu berbakat dan yang satunya lagi gigih, maka yang gigih akan memperoleh apa yang dicita-citakannya, melebihi apa yang dicapai orang yang berbakat. Allah telah membukakan sebagian rahasianya kepada orang yang gigih dengan memberinya pencerahan, ide dan kecemerlangan pemikiran. Menurut Helmholtz – fisikawan terkemuka – jika seseorang gigih dan berpikir terus, orang itu akan mengalami tiga fase. Pertama, fase inkubasi. Kedua, fase saturasi. Ketiga, fase pencerahan. Jadi, setelah jenuh sekali, dia tercerahkan. Pada masa pencerahan itu bisa keluar ide luar biasa yang bisa terucapkan tanpa sadar.

Karena merasa lelah setelah bekerja dan melakukan penelitian, Friedrich August Kekule – seorang ahli kimia terkemuka dunia – tertidur pulas dan dalam tidurnya itu ia bermimpi melihat ular bergerak menari-nari. Tiba-tiba bagian ekor dari ular itu bersambungan dengan kepalanya, maka terjadilah gelang rantai yang terus berputar-putar. Mimpi inilah yang menghantarkan Kekule pada penemuan struktur Benzena.

Perihal mimpi ini sempat Ia ceritakan kepada ahli kimia yang lain. Tetapi mereka menganggap bahwa mimpi tersebut hanyalah bunga tidur yang tidak ada hubungannya dengan ilmu kimia. Tetapi Kekule tetap berpendapat bahwa ini bukanlah mimpi yang biasa saja, karena mimpi tersebut selalu teringat dalam benaknya. Akhirnya Kekule berusaha menghubungkan antara mimpinya dengan struktur benzena yang masih misterius tersebut.

Suatu waktu Kekule pernah berujar, “Mari kita belajar ke mimpi .. barangkali akan kita temukan kebenaran (itu). Tetapi mari kita waspada menerbitkan mimpi hingga mereka telah teruji oleh bangun pemahaman.” Itulah kata mutiara yang pernah dilontarkan oleh salah satu Kimiawan besar abad-19. Penemuan yang harus diakui tidak terlepas karena adanya factor lucky, tetapi setidaknya hal ini mengajarkan bahwa ditengah perjuangan berat yang menguras waktu, pikiran dan tenaga serta mungkin keringat darah dalam melaksanakan penelitian, siapa tahu Allah berbaik hati kepada kita dengan memberikan semacam ‘hadiah’ atas jerih payah kita itu.

Mengutip ucapan Sir Harold Walter Kroto, peraih Nobel Kimia 1985 untuk penemuan molekul C-60, “Teruslah mencari, karena sesuatu yang tak terduga bisa muncul disaat kita berhenti berharap”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar