Sabtu, 16 Juni 2012

Tipe Manusia Seperti Apakah Kalian?


Impian rakyat Mesir akan demokrasi setelah rezim Husni Mubarak mulai terbuka. Namun kini, Mesir terancam kembali ke masa lalu setelah Mahkamah Agung memutuskan parlemen hasil pemilu terbaru inkonstitusional dan calon presiden bekas kroni Mubarak, Ahmad Shafiq, boleh terus bertarung dalam pemilihan umum.


MA hari Kamis (14/6/2012) memutuskan bahwa pemilihan parlemen tahun 2011, yang dimenangkan partai-partai Islam, tidak konstitusional dan harus diulang.


Hal itu membuat Dewan Tertinggi Militer (SCAF), sebagai penguasa sementara pascakejatuhan Mubarak, kembali memegang wewenang legislatif.

Capres Al Ikhwan, Muhammad Mursy, sebagaimana dilansir Al Arabiya, hari Kamis kemarin mengatakan bahwa dirinya menghormati keputusan MA, meskipun dinilai “tidak memuaskan.”

Namun, pernyataan Al Ikhwan seperti dikutip BBC(15/6/2012) mengatakan, keputusan MA itu mengindikasikan Mesir tengah menuju “hari-hari yang sulit yang mungkin lebih berbahaya dari hari-hari terakhir kekuasaan Mubarak.”

“Semua upaya revolusi demokratis mungkin akan terhapus dengan mengembalikan kekuasaan ke simbol era sebelumnya,” kata Al Ikhwan dalam pernyataannya.

Capres independen yang terdepak di babak awal yang merupakan mantan petinggi Al Ikhwan, Abdul Munim Abul Futuh, mengatakan bahwa pembubaran parlemen merupakan “sebuah kudeta.”

Sementara Partai An Nur, pemenang kedua pemilu parlemen akhir tahun lalu, mengatakan keputusan MA itu sebagai “sebuah penghinaan atas kebebasan para pemilih.”

Rakyat yang kecewa pun kembali memenuhi Lapangan Tahrir. Mereka berbondong-bondong menyemut di lapangan bersejarah di Kairo itu, guna memprotes keputusan MA yang memerintahkan pembubaran parlemen dan memperbolehkan Ahmad Shafiq maju terus sebagai capres di pemilu putaran kedua besok lusa.

Kelompok yang bersorak dengan keputusan MA tersebut tentu para pendukung Shafiq dan bekas kroni-kroni Husni Mubarak.

Shafiq, yang menang putaran pertama dengan dukungan mayoritas dari warga Kristen Mesir (Koptik) dan simpatisan Mubarak, seakan mendapatkan bahan bakar tambahan dengan adanya putusan MA yang membolehkan dirinya maju terus sebagai calon presiden.

Mengaku menjadikan Husni Mubarak sebagai panutannya, Shafiq berjualan “negara sipil” dalam setiap kampanye presidennya, meskipun pada kenyataannya ia memiliki latar belakang militer.

Para penentang Shafiq berpendapat, meskipun ia hanya sejenak masuk dalam jajaran pemerintahan Mubarak sebagai perdana menteri, namun tangannya ikut kotor bersimbah darah dalam kasus pembunuhan para demonstran penentang rezim Husni Mubarak awal tahun lalu. http://hidayatullah.com/read/23161/15/06/2012/parlemen-dibubarkan-mesir-bergolak-lagi.html

Komentar:
Ada tiga tipe manusia yang membaca peristiwa di atas: 

Pertama, mereka yang menghina aktivis Islam di Mesir yang kini berjuang di jalur demokrasi. Mereka mengatakan, bodoh sekali kalian. Kalian telah diperalat oleh demokrasi. Makanya hasilnya seperti ini! Atau mereka berkata, inilah akibatnya bila kalian berdemokrasi! 

Tapi anehnya, mereka sering mengamati perkembangan di Mesir. Ketika aktivis Islam mulai menunjukkan kemenangan, mereka bersuka cita. Namun ketika keadaannya tidak seperti yang mereka harapkan, seperti yang terjadi di atas, mereka mulai mencibir dan menyalahkan saudara-saudara mereka. Mereka inilah kelompok yang ingin enaknya sendiri. Mereka ingin Islam jaya dan menang tapi tidak berbuat sesuatu yang berarti untuk kejayaan dan kemenangan tersebut. 

Kedua, mereka yang diam ketika menyaksikan peristiwa itu. Orang tipe ini masih lebih baik daripada tipe yang pertama di atas. Orang tipe ini tidak merugikan orang lain baik dengan perkataan maupun perbuatan. Dia mungkin apatis, pesimis, tidak peduli, atau tidak begitu paham situasi yang terjadi.

Ketiga, mereka yang mendoakan dan berkata yang baik tentang saudara-saudara mereka di Mesir. Mereka memohon kepada Allah agar saudaranya diberi kesabaran, ketabahan, dan kemenangan dalam berjuang. Mereka menyadari bahwa mereka baru bisa melakukan sebatas itu. Hati mereka menangis dan berdoa kepada Allah dalam sujud-sujud shalat mereka dan dalam setiap kesempatan di mana mereka mengingatnya. Selain itu, mereka juga mengajak saudara-saudara mereka yang lain untuk mendoakan saudara-saudara mereka di Mesir. Mereka juga meyakini sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan, ""Doa orang yang paling mustajab ialah doa seseorang untuk saudaranya yang saling berjauhan." (HR. Bukhari, Abu Daud, dan Tirmidzi)

"Doa seorang muslim untuk saudaranya di seberang sana sungguh mustajab. Di kepalanya ada malaikat yang ditugasi oleh Allah untuk mengucapkan 'amin' setiap kali ia mendoakan kebaikan buatnya. Malaikat itu juga berkata: 'Dan bagimu juga seperti itu'." (HR. Bukhari dan Ahmad)

Mereka meyakini bahwa Allah mendengar doa mereka dan pasti akan mengabulkan doa-doa mereka. Semakin berdoa untuk saudara-saudara mereka, semakin kuat ikatan persaudaraan mereka dengan saudara-saudara mereka. Semakin dekat pula mereka kepada Allah. Seringkali ujian dan cobaan dapat mempererat tali persaudaraan, sering kali pula dapat membuat seseorang semakin dekat kepada Allah.

Wahai saudaraku, tipe manusia seperti apakah kalian?    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar