Jumat, 01 Juni 2012

Di Bawah Naungan Syariat Islam

Ada sebuah pernyataan menarik di situs http://nukencong.or.id/relasi-tasawuf-dengan-muhadditsin/. Saya tidak ingin membahasnya secara keseluruhan isi tulisan itu, tapi cukup satu bagian saja yang ingin saya bahas. Yaitu sebuah jawaban atas sebuah pertanyaan yang disampaikan kepada seorang Syeikh tentang seseorang yang mengaku mendapat ilmu laduni. Lalu Syeikh itu menjawab, bahwa hal tersebut bisa langsung dilihat kepada kepribadian dan tingkat keshalehan dari orang yang berbicara. Otoritasnya adalah sebuah kesalehan. Lalu, bisa dilihat dari interaksi dia dengan syariat. Apakah itu bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam atau tidak.

Saya pernah menulis tentang hal ini pada tulisan saya yang berjudul "Jalan Menuju Hakikat". Pada kesempatan ini,saya hanya sedikit menambahkan saja dari tulisan yang pernah ada sebelumnya. Jawaban Syeikh terhadap si penanya bagus sekali. Menurut saya, jawaban ini harus menjadi rujukan bagi setiap muslim. 

Seorang muslim tidak melihat betapa hebatnya seseorang yang kebal ditusuk senjata tajam, bisa terbang atau melakukan hal-hal yang ajaib lainnya. Seorang muslim lebih melihat interaksi orang tersebut pada syariat. Jangan sampai orang yang seharusnya dianggap sebagai wali setan, lalu kita anggap sebagai wali Allah; orang yang seharusnya kita anggap sebagai orang liberal, lalu kita anggap sebagai orang beriman. Ada Kyai yang pemikirannya liberal dan menyimpang secara syariat tetapi oleh pengikutnya dianggap sebagai ulama atau wali Allah. Ini kan terlalu. Hanya karena Kyai tersebut alumni pesantren atau bisa melakukan hal-hal yang ajaib kemudian mereka menyebut Kyai ini sebagai wali Allah. Atau ada Kyai yang memberhalakan pancasila, mendukung Syiah dan kehadiran Lady Gaga, masih saja mereka sebut sebagai warisatul anbiya

Tolok ukur yang disampaikan Syaikh di atas jelas, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka, siapa yang keluar dari tolok ukur tersebut tidak bisa dikatakan sebagai ulama apalagi wali Allah!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar