Sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya sudah mulai membaca buku Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Waktu itu buku yang saya baca berjudul "Studi Kritis atas Hadits Nabi". Buku itu saya pinjam dari kakak saya, dan kakak saya meminjamnya dari perpustakaan masjid di sekolahnya. Buku itu sangat menyedot perhatian saya karena gaya bahasa yang 'membara', membuat saya hanyut dalam buaian kata-katanya sehingga membacanya hingga akhir. Itulah yang menjadi awal ketertarikan saya pada sosok Syaikh Muhammad Al-Ghazali.
Siapa beliau? Mengapa beliau berani berkata lantang seperti itu? Bahkan di dalam pengantar buku tersebut, DR. Quraish Shihab menyatakan secara terbuka kekaguman beliau terhadap Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Mengapa beliau dikagumi oleh seorang Quraish Shihab? Maka, dari sana, saya mulai membaca buku-buku karya beliau yang lainnya. Bahasa yang jernih mengalir, apa adanya, keluar dari lubuk hati yang paling dalam, namun tetap dalam kerangka syariat Islam menjadikan keistimewaan karya-karya beliau. Kebebasan yang beliau tawarkan adalah kebebasan yang hakiki sesuai dengan syariat Islam. Yaitu hendaknya seorang muslim beribadah hanya kepada Allah saja.
Ketika saya baru lulus dari SMA, saya mendapati sebuah buku tentang Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Karena sebelumnya sudah tertarik dengan beliau, saya pun membeli buku itu. Buku itu berjudul "Syaikh Muhammad Al-Ghazali yang Saya Kenal" karya DR. Yusuf Al-Qaradhawi. Saya ingat waktu itu tahun 1999. Saya membeli buku itu seharga 11.000 dari harga 22.000. Waktu itu saya tidak memiliki uang jajan banyak. Karenanya saya ambil dari uang tabungan saya untuk membelinya.
Buku itu merangkum seluruh pemikiran Syaikh Muhammad Al-Ghazali secara singkat namun padat. Menurut saya, buku ini sangat layak untuk dijadikan jembatan untuk mengetahui dan memahami pemikiran Syaikh Muhammad Al-Ghazali.Saya sempat ingin menulis biografi singkat beliau berdasarkan buku ini, tapi saya tidak tahu dari mana harus memulainya. Kata-kata beliau sulit untuk dirangkum karena hampir semuanya bernilai bagi saya. Lalu, hati kecil saya pun berkata, mulailah menulis apa yang engkau suka darinya. Lalu saya menjawab, sepertinya itu lebih baik bagi saya. Maka saya memutuskan untuk menulis secara bersambung tentang beliau dan pemikiran beliau yang menarik minat saya untuk dikomentari. Saya mengomentari karena pekerjaan itu mudah bagi saya karena melibatkan diri saya dalam kehidupan saya. Karena, apa yang saya komentari artinya sangat bermanfaat bagi diri saya dan menjadi pelajaran berharga bagi saya. Selain buku Syaikh Muhammad Al-Ghazali yang Saya Kenal, saya mungkin juga akan mengutip perkataan beliau dari buku-buku beliau yang lainnya.
Taruhlah tulisan ini sebagai pengantar dari pengajian ini, maka alangkah eloknya bila saya memberitahukan kepada sahabat-sahabat yang belum mengetahui siapa Syaikh Muhammad Al-Ghazali sebelum saya memulai pembahasan panjang lebar. Singkat saja.
Beliau lahir 1917 di Al-Bahirah Mesir dan wafat pada tahun 1996 saat mengikuti seminar dakwah Islam di Saudi Arabia dan dikubur di pemakaman Baqi' Madinah Al-Munawarah. Tempat makam ini terkenal sebagai kuburan bagi para syuhada, ulama, dan orang-orang saleh.
Beliau adalah alumni Al-Azhar dan menjadi guru besar disana. Disamping itu, beliau juga guru besar di beberapa Universitas di Timur Tengah. Beliau hafal Al-Qur'an 30 juz di usia 10 tahun. Ketika menjadi imam shalat tarawih, beliau biasa membaca Al-Qur'an sebanyak satu juz. Beliau sangat suka membaca buku. Karena saking asyiknya, beliau membacanya sambil makan. Semasa kuliah, beliau bergabung bersama Jamaah Ikhwanul Muslimin dan menjadi murid langsung Imam Hasan Al-Banna. Hubungan Imam Hasan Al-Banna dengan beliau sangat dekat. Beliau mengungkapkan kekagumannya pada sosok Hasan Al-Banna. Di antara semua guru-gurunya, baginya, Hasan Al-Banna adalah guru utamanya.
Beliau adalah orator ulung dan penulis produktif yang banyak menulis artikel di koran maupun majalah baik lokal maupun internasional. Buku-buku yang beliau tulis sangat banyak jumlahnya, lebih dari 50 judul. Buku-buku itu bertemakan dakwah, harokah, sosial politik, tafsir, hadits, fikih, sejarah, dan tasawuf. Karena beragamnya tema yang beliau tulis, menunjukkan luasnya wawasan keilmuan beliau.
Beliau adalah ulama yang berakhlak mulia dantakut kepada Allah. Airmatanya sering meleleh karena ketakwaan dan sensitifitas hatinya pada dosa.Karya-karya beliau, terutama di bidang tasawuf, mencerminkan kepribadian beliau yang satu ini. Setiap orang yang membaca karya-karya beliau akan merasakan hal ini.Beliau tidak segan meralat ucapannya bila terbukti salah. Hal ini menunjukkan keinginan beliau untuk selalu dalam kebenaran.
Pengajian beliau sangat ramai dikunjungi orang. Ruang kuliah terisi penuh ketika beliau menyampaikan materi perkuliahan. Bahkan mahasiswa-mahasiswa yang tidak terkait dengan perkuliahan tersebut, ikut nimbrung di dalamnya karena merasa tertarik dengan bahasan-bahasan yang beliau sampaikan. Beliau berbicara tentang masalah apapun, selalu menarik untuk didengarkan.
Di antara murid beliau yang terkenal adalah DR. Yusuf Al-Qaradhawi, DR. Muhammad Imarah, DR. Ahmad Assal, DR. Abdul Halim Uwais, DR. Jamal Athiyyah, dan DR. Imaduddin Khalil.
Semoga Allah merahmati beliau, membalas kebaikan beliau dan menjadikan karya-karya beliau sebagai amal jariyah yang tidak putus-putus pahalanya. Amin Allahumma amin.
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar