Banyak orang berbicara tentang kehebatan
militer Israel, tetapi ternyata Israel tidak berhasil membebaskan seorang
Ghilad Shalit dari tawanan pejuang Palestina. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Oke, di sini kita bicara tentang manusia, bukan teknologi. Teknologi hanya
membantu, sedangkan manusialah yang mengendalikannya. Kemenangan di medan tempur
disebabkan oleh mental prajurit dalam bertempur. Bangsa kita adalah contohnya.
Seolah-olah ada yang mengatakan bambu runcing mengalahkan meriam. Tentara
Israel atau tentara kafir lainnya sudah takut dengan teriakan Allahu Akbar.
Mental mereka drop. Jadinya mereka takut mati.
Tapi jika pejuang
sudah takut mati berhadapan dengan musuh yang juga sama-sama takut mati, bisa
dipastikan pihak musuhlah yang akan mengalami kemenangan. Kekalahan dalam
perang Uhud, contohnya. Rasulullah Saw. sudah memerintahkan sekelompok pasukan
pemanah untuk bertahan di bukit Uhud hingga perang usai. Karena, bukit Uhud
sangat penting sebagai benteng pertahanan dan dalam menghadang pasukan musuh yang akan
menyerang pasukan Islam dari arah belakang. Tapi, karena tidak mematuhi perintah
Rasulullah Saw. yang agung ini, yang melaksanakan perintahnya berarti mendapat
pahala, dan yang meninggalkannya berarti mendapat dosa, akhirnya pasukan Islam
mengalami kekalahan.
Kekalahan lain,
misalnya, ketika pasukan Arab melawan Israel dalam Perang Yom Kippur. Hanya
dalam waktu enam hari saja Israel berhasil mengalahkan pasukan Arab. Perang ini adalah perang yang memalukan dalam sejarah Islam. Dari
segi jumlah, tentara Arab jauh lebih banyak daripada tentara Israel. Sedangkan
dari segi teknologi sebanding. Kalau dipikir-pikir secara logika, seharusnya
tentara Arab dapat memenangkan pertempuran itu dengan mudah. Tapi, justru
kenyataan yang terjadi sebaliknya. Yang jelas, ini benar-benar perang konyol.
Kekalahan itu
disebabkan karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang dalam sendiri.
Pepatahnya, musuh dalam selimut. Ini jauh lebih berbahaya ketimbang musuh yang
jelas-jelas terlihat di depan mata. Mereka orang-orang munafik yang menampakkan
diri sebagai prajurit Arab. Seperti halnya Abdullah bin Ubay di zaman
Rasulullah. Saat akan perang uhud dia malah kabur bersama 300 orang munafik
lainnya. Tentu saja hal ini melemahkan kaum muslimin secara fisik karena jumlah
mereka berkurang sepertiganya.
Para pengkhianat perang Yom Kippur memberikan data-data intelejen kepada pihak musuh, berupa tempat-tempat strategis militer tentara Arab. Disamping itu, mereka melakukan penangkapan besar-besaran terhadap para Mujahidin Ikhwan hingga memenuhi penjara Mesir pada saat itu. Perang penuh dengan tipu
daya. Dalam hal ini Israel tidak salah karena mereka punya kelicikan tersendiri
dalam mengalahkan musuh. Yang salah adalah para pengkhianat tersebut.
Ghilad Shalit adalah pelajaran berharga bagi kaum muslimin umumnya dan bangsa Arab khususnya. Bahwa ternyata Israel itu lemah. Israel tidak mampu berbuat banyak untuk membebaskannya kecuali dengan pembebasan 1027 tahanan Palestina. Ternyata Israel mampu ditaklukan. Asal kaum muslimin bersatu padu, tidak berbuat maksiat dan khianat. Cukuplah dengan senjata yang ada pada saat ini, insya Allah kita mampu mengalahkan mereka.
Kunjungan pertama, salam sukses Luar biasa.
BalasHapuswww.inves-on.blogspot.com
terima kasih atas kunjungannya pak :)
BalasHapus