Saya
temukan sebuah pernyataan berikut ini di sebuah forum diskusi: “Saya tidak akan
menulis tema yang pernah ditulis oleh orang lain.”
Di
dalam hati saya berkata, Apakah menulis dengan tema yang sama otomatis isinya
juga sama? Kalau sama persis berarti dia sedang menjiplak bukan sedang menulis.
Kalau tidak sama, berarti dia punya kelebihan dari tulisan yang pernah dibuat.
Kalau tulisannya lebih buruk daripada tulisan yang sudah ada, itu hanya masalah
proses. Bukan masalah konten. Sedangkan konten tulisan kita adalah orsinil dari
kita berdasarkan ilmu dan pengalaman yang kita miliki.
Alangkah
sempitnya ilmu bila kita berhenti berkarya lantaran sebelumnya sudah ada karya
dengan tema yang sama. Sejarah telah membuktikan para ilmuwan, para ulama, dan
kaum cerdik pandai berlomba-lomba menulis buku atau kitab walaupun dengan tema
yang sama. Misalnya, sudah berapa banyak ulama kita menulis kitab tentang
tafsir, Sirah Nabawiyah, doa dan dzikir, fikih, atau cabang-cabang ilmu
lainnya. Sudah sangat banyak sekali, bahkan tidak terhitung jumlahnya. Sewaktu
pasukan Mongol menghancurkan Baghdad, jutaan buku dibuang ke sungai Tigris
hingga sungai tersebut berubah warna menjadi hitam pekat. Hal ini menunjukkan
warisan ilmu pengetahuan yang sangat melimpah yang pernah ditulis oleh para
ilmuwan dan ulama.
Allah
Swt. berfirman, “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu
(pula)." (QS.
Al-Kahfi: 109)
Menurut
Imam Ibnu Katsir, maksud dari ayat ini adalah, seandainya air laut itu
dijadikan tinta untuk digunakan menulis kalimat-kalimat Allah, hukum-hukum-Nya,
ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan-Nya, niscaya akan habis air laut itu
sebelum penulisan semuanya itu selesai.
Hikmah
Allah sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Setiap orang berhak
mendapatkan hikmah tersebut. Sebaliknya, bagi orang yang mempersempit dan
mempersedikit hikmah Allah, menunjukkan orang tersebut belum memahami dan
meyakini keagungan dan kebesaran Allah Swt.
Oleh
karena itu, jika kita memiliki kemampuan menulis pada tema yang pernah ditulis
oleh orang lain dan kita ingin menuliskannya, maka menulislah. Karena hal itu
adalah anugerah dari Allah, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya, “Allah menganugerahkan al hikmah
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al-Baqarah:
269)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar