“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.” (QS. Al-Hijr: 87)
Syaikh Muhammad Syauman Ar-Ramli berkata, Adapun arti dari kata adziim yang memiliki sifat kesempurnaan karena tidak ada ucapan yang disifati dengan sifat sempurna, kecuali ucapan atau firman Allah saja yang disifati dengan sifat yang paling tinggi dan paling mulia. Al-Qur’an adalah agung (adziim), yang diagungkan oleh seluruh makhluk dengan pengagungan yang belum pernah diberikan pada ucapan selain Al-Qur’an.
Ibnu Sa’di berkata, “Jika Allah memberikan Al-Qur’an yang agung dan memiliki As-Sab’u Al-Matsani (surat Al-Fatihah) di dalamnya kepada Rasulullah Saw., itu berarti Allah telah menganugerahkan Rasulullah Saw. dengan sesuatu yang paling utama agar orang-orang saling berlomba menuju kepadanya, dan sesuatu yang membuat orang-orang beriman dan bahagia, sebagaimana firman Allah Swt., “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’.” (QS. Yunus: 58)
Oleh karena itu, Allah Swt. berfirman, “Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hijr: 88)
Makna ayat tersebut, yakni janganlah kamu (Muhammad) merasa takjub sehingga membuat pikiranmu terbelenggu oleh cinta dunia, yang merupakan tempat bersenang-senangnya orang-orang yang suka bermegah-megahan, sehingga membuat orang bodoh tertipu. Cukuplah bagimu dengan apa yang telah dikaruniakan kepadamu berupa Al-Matsani dan Al-Qur’an yang agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar