Tidak mungkin kita dapat meraih hikmah tanpa sabar dan bekerja keras. Puluhan tahun seorang ulama dan ilmuwan tekun membaca, meneliti, atau mengadakan eksperimen.
Sebuah maha karya ditulis dalam rentang waktu yang tak pendek. Bahkan mungkin belum sempat ia selesaikan karena keburu wafat. Tapi itulah karya yang mendalam. Karya yang kemungkinan besar dikenang sepanjang masa. Karya yang merupakan perasan dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari bertahun-tahun lamanya. Setetes pemikirannya terasa kental dan murni. Sebuah orsinilitas dari jiwa dan akalnya.
Apakah mereka mengharapkan kesempurnaan karya-karya mereka? Mereka belajar sebanyak-banyaknya. Dari pelajaran yang mereka peroleh, kemudian mereka mulai menulis. Mereka menulis apa yang ada dalam pikiran mereka, bukan apa yang ada diluar mereka. Mereka istiqomah dan terus berkarya. Mereka memeras otak mereka untuk mendapatkan gagasan yang utuh. Keistiqomahan dan kesabaran tampaknya menjadi ciri kesuksesan mereka.
Fokus mereka bukan terletak pada hasil, tapi bagaimana mengaktualisasikan akal mereka dalam karya tulis yang mereka buat. Mengaktualisasikan diri melalui sebuah tindakan adalah tanda-tanda kehidupan yang jernih. Seperti halnya air yang mengalir tampak jernih. Sedangkan air yang menggenang tampak keruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar