Sahabatku, Allah Swt. berfirman dalam surat al-Fatihah ayat 6-7:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat dan bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan tersesat.”
Yang dimaksud dengan orang-orang yang dimurkai adalah orang-orang Yahudi dan yang dimaksud orang-orang yang tersesat adalah orang-orang Nashrani. Hal ini dapat dijelaskan melalui pendekatan ayat al-Quran dengan ayat al-Quran dan ayat al-Quran dengan hadits.
Pendekatan ayat al-Quran dengan ayat al-Quran, Allah Swt. berfirman dalam surat al-Maidah ayat 77:
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لاَتَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلاَ تَتَّبِعُوا أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَن سَوَآءِ السَّبِيلِ
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus’.”
Penggal pertama tertuju kepada orang-orang Yahudi dan penggal kedua tertuju kepada orang-orang Nashrani.
Sementara pendekatan ayat al-Quran dengan hadits, diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Hibban dari Ady bin Hatim Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang mendapat murka dan orang-orang Nashrani adalah orang-orang yang sesat.”
Ayat diatas seolah menunjukkan bahwa murka Allah itu memang layak diberikan kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani. Padahal kita ketahui Allah Maha Pengasih dan Penyayang untuk murka tanpa ada kesesatan dan kejahatan yang dilakukan manusia. Penyebutan orang-orang yang sesat juga mengharuskan murka Allah dan siksa-Nya terhadap mereka. Dengan kata lain, siapa yang sesat layak mendapat siksa, sebagai konsekuensi dari kesesatannya.
Dari sini jelaslah sudah, pemahaman yang menyebutkan semua agama adalah benar dan Islam mengakuinya adalah dusta belaka. Pemahaman seperti itu adalah pemahaman yang sesat dan menyesatkan, dan hendaknya kaum muslimin menjauh dari pemahaman itu – sejauh-jauhnya. Allah telah memberikan kita Islam, itulah satu-satunya jalan yang lurus. Jalan yang tidak ada jalan lagi kecuali hanya padanya. Jalan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan orang-orang kafir secara umum, dan orang-orang Yahudi dan Nashrani secara khusus; agar kita tidak mendapat murka seperti murka mereka; agar kita tidak serupa dengan mereka dalam akidah, akhlak, dan ibadah.
أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي اْلأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (QS. Shad: 28).
أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
“Maka apakah patut Kami memberikan balasan kepada orang-orang Islam itu sama dengan balasan kepada orang-orang yang berdosa (orang kafir)?” (QS. Al-Qalam: 35).
وَمَايَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلاَالْمُسِىءُ قَلِيلاً مَّاتَتَذَكَّرُونَ
“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-Mu’min: 58).
وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَآ أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَآ أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ
“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” (QS. As-Sajdah: 20).
أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَءَاهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِي مَن يَشَآءُ فَلاَ تُذْهِبْ نَفْسَكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)?” (QS. Fathir: 8).
وَمَايَسْتَوِى اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ {19} وَلاَ الظُّلُمَاتُ وَلاَ النُّورُ {20} وَلاَ الظِّلُّ وَلاَ الْحَرُورُ {21} وَمَايَسْتَوِي اْلأَحْيَآءُ وَلاَ اْلأَمْوَاتُ إِنَّ اللهَ يُسْمِعُ مَن يَشَآءُ وَمَآأَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ
“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya, dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati…” (QS. Fathir: 19-22).
أَفَمَن وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لاَقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ
“Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS. Al-Qashshas: 61).
أَفَمَن كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِن قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ مِنَ اْلأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلاَتَكُ فِي مِرْيَةٍ مِّنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيُؤْمِنُونَ
“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Hud: 17).
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَآءَ مَايَحْكُمُونَ
“Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.” (QS. Al-Jatsiyah: 21).
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَآ أَنْهَارٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِّنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِّلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفَّى وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ
“Apakah perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (QS. Muhammad: 15).
هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ
“Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (QS. Al-An’am: 50).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar