Apakah engkau ingin bacaan Quranmu meresap dihati? Salah satu faktor utamanya adalah membacanya di sepertiga malam. Karena disaat itulah kita dekat dengan Allah, di mana hanya ada kita dengan Allah, kita mencurahkan segenap perasaan, keluh kesah kita, air mata kita, kesedihan kita kepada-Nya tanpa ada rasa malu dan riya' didalamnya.
Allah Swt berfirman, إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلاً "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (QS. al-Muzammil: 6).
Jika engkau merasa malu ibadahmu, tangisanmu, doa-doamu, bacaan Quranmu dilihat orang, sepertiga malam adalah waktu yang tepat bagimu untuk mmengerjakan semua itu. Saat itu engkau hanya berduaan dengan Allah, riya itu berganti rasa khusyuk yang mendalam, cinta hanya kepada Nya, ikhlas beribadah kepada-Nya, dan tunduk atas segenap titah-Nya tanpa sedikitpun ada orang yang melihatnya. Engkau beribadah ikhlas karena Allah, karena suaramu yang mendengar hanya Allah, sujudmu yang lama yang melihat hanya Allah, bacaanmu yang panjang yang melihat hanya Allah, rakaat sholatmu yang berbilang banyak yang melihat hanya Allah, ratapan tangismu yang menyayat hati yang mendengar hanya Allah.
Dengan cara seperti itu, bagaimana hati tidak berkesan, bagaimana air mata tidak meleleh, bagaimana antusias beribadah tidak tumbuh. Sesungguhnya tiada yang lebih indah bagi para ahli ibadah selain waktu disepertiga malam. Inilah waktu yang sangat mahal harganya. Mereka yang melewatinya dengan tanpa ibadah adalah orang yang merugi. Orang-orang saleh menangis jika waktu itu terlewat darinya, dengan tangisan kesedihan lebih dahsyat daripada kehilangan dunia beserta isinya. Jika mereka melewatinya begitu saja, mereka akan menghukum diri mereka dan membayar "denda" (iqob) berupa sedekah, berzikir ribuan kali, dan memperbanyak salat sunah.
Jika engkau ingin merasakan manisnya iman dan lezatnya ibadah, waktu inilah yang paling tepat untuk merasakannya. Jangan heran jika mereka yang mengerjakan salat tahajud, witir dan ibadah-ibadah lainnya, wajah mereka tampak bercahaya, semangat hidup mereka begitu terlihat, keyakinan mereka begitu kuat, mereka masuk dalam keadaan lemah karena rasa kantuk dan lelah, namun setelah mereka keluar, kekuatan merasuk pada diri mereka, seperti orang yang kelaparan kemudian dia mendapat makan, atau orang yang kehausan kemudian mendapat minum. Bagaimana mungkin mereka mampu mengemban amanah al-Quran, sementara mereka tidak beribadah di sepertiga malam?
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً "Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat." (QS. al-Muzammil: 5). Perkataan yang berat itu adalah al-Quran. Untuk mengemban amanahnya -- kata Syaikh Amru Khalid -- seorang mukmin membutuhkan bekal yang cukup sehingga ia dapat menanggung kesulitan atau kepayahan yang akan dihadapinya, dan ia dapat berdiri berhadapan dengan perbuatan-perbuatan maksiat dan hal-hal yang dapat menggodanya sambil memperlihatkan senjatanya. Ketahuilah bahwa kita tidak akan mampu untuk hidup didunia ini tanpa melakukan salat tahajud di sepertiga malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar