Hidup ini bukan sekedar mempertahankan eksistensi, tetapi ia harus memperlihatkan pengorbanan terhadap apa yang kita cintai dan cita-citakan.
Jika manusia hidup sekedar mempertahankan eksistensi, ia tak lebih dari seekor hewan. Ia akan menghalalkan segala cara. Yang penting baginya adalah untuk dirinya sendiri. Namun jika menunjukkan sikap pengorbanan untuk cinta dan cita-cita yang mulia, ia telah menjadi seorang pahlawan.
Ada orang yang menyumbangkan banyak sekali uangnya untuk fakir miskin.Dia rela mengorbankan hartanya untuk mendapatkan cinta Ilahi. Dia telah mematahkan nafsunya untuk keuntungannya semata.
Ada orang yang tekun belajar siang dan malam. Ia ingin mewujudkan cita-citanya untuk masa depan yang lebih baik. Ia korbankan waktunya untuk belajar dan korbankan keinginannya yang rendah untuk sebuah cita-cita yang mulia.
Ada orang yang tidak sedikitpun menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat. Pada satu waktu ia tekun bekerja. Di waktu yang lain ia sedang khusyu beribadah. Di waktu yang lain tengah asyik membaca. Hidupnya penuh pengorbanan, mengalahkan ego dan nafsu yang sangat bertolak belakang dengan apa yang ia lakukan.
Ada seorang mujahid yang rela mengorbankan jiwanya untuk kemuliaan agama dan umatnya. Dia pasti tahu bahwa apa yang dilakukannya berisiko tinggi. Kematian sudah membayang dipelupuk matanya. Ia tidak menjauhi darinya, bahkan ia berusaha semakin dekat dan dekat hingga ia wafat sebagai syuhada.
Orang yang mengatakan “aku cinta padamu” kepada orang yang dicintainya, belumlah menunjukkan orang itu mencintainya. Jika kata-kata itu menunjukkan cinta, akan banyak orang yang mudah mengatakannya. Karena cinta butuh pengorbanan, bukan sekedar kata-kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar