Selasa, 03 April 2012

24 Jam Bersama Allah (2)

Keutamaan Taubat dan Istighfar

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.: Ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya yang beriman daripada seseorang yang berada di tanah tandus yang berbahaya bersama hewan tunggangan yang membawa bekal makanan dan minumannya. Lalu dia tidur kemudian ketika bangun didapati hewan tunggangannya tersebut telah menghilang. Dia pun segera mencarinya sampai merasa dahaga kemudian dia berkata dalam hatinya: Sebaiknya saya kembali ke tempat semula dan tidur di sana sampai saya mati. Lalu dia tidur dengan menyandarkan kepalanya di atas lengan sampai mati. Tetapi ketika ia terbangun didapatinya hewan tunggangannya telah berada di sisinya bersama bekal makanan dan minuman. Allah lebih senang dengan tobat seorang hamba mukmin, daripada orang semacam ini yang menemukan kembali hewan tunggangan dan bekalnya." (HR. Muslim)


Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya ketika ia bertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara kamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa lari bekal makanan dan minumannya dan putuslah harapannya untuk memperoleh kembali. Kemudian dia menghampiri sebatang pohon lalu berbaring di bawah keteduhannya karena telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut. Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapati untanya telah berdiri di hadapan. Lalu segera ia menarik tali kekang unta itu sambil berucap dalam keadaan sangat gembira: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu. Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira." (HR. Muslim)


Hadis riwayat Abu Hurairah ra: Dari Nabi saw. tentang yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, beliau bersabda: Seorang hamba melakukan satu perbuatan dosa lalu berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosaku." Allah Taala berfirman: “Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu.” Kemudian orang itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: “Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku.” Allah Taala berfirman: “Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menyiksa karena dosa itu.” Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu berdoa: “Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku." Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukum karena dosa itu serta berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar telah mengampunimu.” Abdul A`la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah berfirman "berbuatlah sesukamu" pada yang ketiga kali atau keempat kali. (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar