Senin, 16 April 2012

Benar-Benar Sakit Atau Berpura-pura Sakit?

Jika engkau malas membaca al-Quran, cobalah membacanya. Satu ayat, dua ayat, dan seterusnya, jangan berhenti dan tahan keinginanmu untuk berhenti. Hingga pada saatnya akan engkau rasakan keinginan untuk terus membacanya, sampai engkau merasa lelah dan selesai membaca satu juz atau bahkan lebih.

Itulah yang aku lakukan pada saat aku membaca al-Quran. Keengganan membaca al-Quran adalah dorongan setan, sehingga akhirnya engkau tidak pernah membacanya. Entah alasannya capek, bosan, malas, tidak ada waktu, dan sebagainya. Itu hanya alasan yang dibuat-buat. Sesungguhnya setan – kata al-Quran – membuat yang indah menjadi buruk dan membuat yang buruk menjadi indah.

Semakin menuruti hawa nafsumu, semakin jauh engkau dari membaca al-Quran. Kadang, beribadah itu harus dipaksa seperti halnya kuda yang dicambuk agar mau berlari dengan kencang. Qiyamul lail itu memang sepertinya berat karena dengan "terpaksa" kita harus bangun di sepertiga malam sedangkan rasa mengantuk masih kita rasakan. Tapi jika dilawan sedikit saja, akhirnya kita dapat melaksanakannya dengan mudah.

Coba perhatikan, coba renungkan tentang halanganmu selama ini beribadah kepada-Nya, apakah itu karena sesuatu yang pasti atau hanya rekayasamu? Apakah keenggananmu pergi mengaji karena sakit atau berpura-pura sakit? Jika karena sakit, apakah dengan rasa sakit itu engkau masih mengerjakan perbuatan yang engkau senangi (yang diingini hawa nafsu) atau engkau memang tidak mengerjakannya? Jika masih dapat mengerjakannya, lalu, mengapa enggan berbuat kebajikan yang berpahala banyak? Apakah engkau benar-benar sakit atau hanya berpura-pura sakit saja? Cobalah introspeksi diri.

Cobalah renungkan lagi, "Ah, malas berjamaah di masjid, capek nih." Apakah tidak capek berjalan sejauh satu kilometer dengan kondisi yang sama, sementara engkau merasa capek berjalan ke masjid yang jauhnya tidak lebih dari 50 meter? Cobalah renungkan lagi tentang keengganan-keengganan, kemalasan-kemalasan, kelelahan-kelelahanmu selama ini dalam menjalankan ibadah. Cobalah engkau bedakan antara capek sejati dengan capek palsu.

Ternyata Rasulullah Saw. shalat tahajud hingga matanya bengkak dan kakinya pecah-pecah.Ternyata Imam Ahmad bin Hanbal dapat mengerjakan shalat sunah 150 rakaat di saat sakitnya dan di saat sehatnya dapat mengerjakan dua kali lipat. Ternyata Abu Bakar al-Anbari masih saja rajin membaca buku di saat sakitnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh salah seorang sahabat Imam Ibnul Qayyim. Ternyata Ibnu Taimiyah, Sayyid Quthb, HAMKA, Aidh al-Qarni, Harun Yahya, masih saja dapat menulis walaupun tengah di penjara. Ternyata kita diciptakan dengan sebaik-baiknya oleh Allah, lalu mengapa ada orang yang mulia dan ada orang yang hina? Mengapa ada orang yang berprestasi dan ada orang yang terjerumus ekstasi?

Semoga Allah memberikan kita petunjuk jalan yang lurus. Dan semoga setelah mendapatkannya, kita tidak dibelokkan lagi pada jalan yang salah. Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah. Ya Allah, berilah kami kekuatan untuk beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Amin ya Rabbal alamiin.

2 komentar: