Minggu, 22 April 2012

Memahami Al-Qur'an dengan Tafsir Per Kata


Judul : Al-Qur'an Terjemah dan Tafsir Per Kata

Ukuran : A4 (21 x 29,7 cm)

Kertas : Quran Paper Premium


Cetakan : ke-5 2012

Tebal : IX + 623 halaman

Harga : Rp. 99.000,-

Al-Qur'an adalah bacaan yang paling sempurna. Darinya terkandung mukjizat Ilahi, keindahan sastrawi, dan kumpulan makna yang hakiki. Para pembacanya akan menyelami lautan ilmu dan samudera cahaya petunjuk dari Allah Swt. Mereka akan diarahkan untuk memfungsikan dua unsur sekaligus; akal dan hati, pikir dan dzikir, serta ilmu dan keimanan.

Langkah pertama untuk mempelajari Al-Qur'an adalah dengan membacanya, dan untuk sampai pada pengamalan Al-Qur'an, harus disertai dengan pemahaman dan pengaplikasian.

Bagi orang yang tidak memahami bahasa Al-Qur'an, terjemah merupakan salah satu pintu untuk memasuki pemahaman. Dengan terjemah, kita akan mengetahui maksud dari ayat yang dibaca. Akan tetapi terjemah saja tidak cukup karena ada kata yang memerlukan penjelasan untuk sampai kepada maksud yang dituju. Al-Qur'an Terjemah dan Tafsir Per Kata ini memberikan penjelasan singkat, padat, dan memadai untuk sampai kepada makna yang dimaksud dari ayat-ayat Al-Qur'an. Penjelasan yang dimaksud bersumber dari Tafsir Ibnu Katsir. Tafsir ini telah diakui oleh para ulama dari berbagai mazhab. Hal ini dikarenakan pendekatan Tafsir Ibnu Katsir yang mencakup riwayah dan dirayah. Yakni menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan ayat Al-Qur'an, kemudian dengan hadits-hadits Nabi.

Contohnya dalam surat Al-Fatihah ayat 7, kata Al-Maghdub yang diterjemahkan menjadi "mereka yang dimurkai" menurut Tafsir Ibnu Katsir adalah orang Yahudi, sedangkan Adh-Dhaallin atau "mereka yang sesat" adalah orang Nashrani. Penjelasan Ibnu Katsir ini berdasarkan pada hadits Nabi.

Arti Qalil secara umum adalah "sedikit". Namun, setelah disesuaikan dengan konteks ayat, bisa mengandung arti jumlah (sedikit), atau menunjukkan rentang waktu (sebentar). Seperti yang tergambar dalam ayat: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar (qaliila) saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. Al-Mukminun: 114) "Serta memberi sedikit (qaliila) dan tidak mau memberi lagi." (QS. An-Najm: 34)

Pada surat Al-Insan ayat 27, yauman tsaqila diterjemahkan menjadi "hari yang berat". Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan "hari yang berat" adalah hari akhirat. Dalam surat An-Nur ayat 54, kalimat "taatlah kalian kepada Allah" dan "taatlah kalian kepada Rasul", menurut Tafsir Ibnu Katsir artinya adalah "berpegang teguh kepada Al-Qur'an" dan "menjalankan sunnah Rasulullah Saw."

Contoh yang lain lagi misalnya, dalam surat Az-Zukhruf ayat 22 tidak disebutkan siapa nama bapak Nabi Ibrahim, dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa namanya adalah Azzar. Begitupun pada surat Al-Anbiya ayat 87, Dzun Nun menurut Tafsir Ibnu Katsir adalah Nabi Yunus As.

Dan, masih banyak contoh-contoh menarik lainnya yang terdapat dalam Al-Qur'an ini. Oleh karena itu, Al-Qur'an Terjemah dan Tafsir Per Kata ini bukan hanya terjemah per kata saja, akan tetapi merupakan tafsir per kata.

Selain terjemah dan tafsir per kata, Al-Qur'an ini juga memiliki keistimewaan dalam catatan kaki yang merujuk pada Tafsir Ibnu Katsir. Kata atau kalimat yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut dibahas di catatan kaki ayat yang dimaksud, sehingga hal ini sangat memudahkan pembaca untuk mendapatkan kandungan makna yang sesungguhnya.

Keistimewaan keempat terletak pada Asbabun Nuzul atau latar belakang turunnya ayat Al-Qur'an. Asbabun Nuzul ini bersumber dari kitab karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Beliau merupakan seorang ulama terkenal yang sangat ahli di bidangnya. Dengan mengetahui sebab-sebab turunnya ayat, pembaca akan lebih mudah memahami maksud, tujuan serta asal muasal turunnya ayat tersebut.

Dengan menggabungkan empat keistimewaan, Al-Qur'an Terjemah dan Tafsir Per Kata ini memiliki keunikan tersendiri di banding Al-Qur'an yang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar